Bisnis.com, JAKARTA - Untuk menangani pelajar yang mengungsi ke luar Sulawesi Tengah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengimbau pemerintah daerah lainnya untuk mengedepankan fleksibilitas dalam menerima siswa baru terdampak gempa di Palu dan Donggala.
“Semua sekolah, di mana saja sekolah itu berada saya minta untuk bersedia menerima anak-anak yang dalam status pengungsi. Urusan administrasi tolong dibuat lebih fleksibel, kedepankan pemenuhan hak anak-anak untuk bisa terus belajar,” kata Muhadjir seperti yang Bisnis kutip dari keterangan resmi Kemendikbud, Minggu sore (7/10/2018).
Muhadjir juga berharap agar sekolah di luar Palu dan Donggala dapat melayani siswa dengan tidak mengedepankan proses birokrasi untuk siswa-siswa yang telah memutuskan untuk pindah secara permanen.
“Intinya semua anak harus belajar tidak boleh tertunda karena bencana ini,” katanya.
Dia juha mengakui demi menangani masalah pendidikan pasca gempa, diperlukan kerja sama semua pihak termasuk kementerian dan lembaga lainnya, terutama masyarakat dan pemda terdampak gempa di Sulteng.
Bersama relawan dari berbagai lembaga dan komunitas, Kemendikbud juga akan memberikan pelayanan psikososial dan psikoedukasi, serta trauma healing kepada para siswa dan guru.
Selain itu, pada kunjungan Mendikbud ke Palu, Kemendikbud membawa tiga truk logistik bantuan bagi warga belajar di wilayah Palu dan Donggala.
Bantuan ini berisi paket peralatan sekolah, peralatan permainan dan kesenian, alat tulis, dan kertas untuk keperluan sementara kegiatan sekolah, serta logistik untuk keperluan tenaga kependidikan.
Muhadjir juga mengimbau agar pemberian bantuan tersebut harus relevan dengan kebutuhan. Dia meminta agar unit-unit pelaksana teknis dapat fokus memberikan bantuan yang paling dibutuhkan berbasis data dan meningkatkan koordinasi antar lembaga baik pusat maupun daerah, serta lembaga nonpemerintah.
"Ini memang berat, tetapi kerja keras kita untuk membangun kembali Sulteng supaya bisa bangkit kembali, lebih baik lagi," tandasnya.