Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes: Kapasitas Nasional Masih Mampu Tangani Bencana Sulteng

Menteri Kesehatan Nila  Moeloek menilai kemampuan Indonesia dari sisi kesehatan sudah sangat cukup untuk menangani kondisi bencana di Palu dan Donggala untuk saat ini.
(Dari kiri) Mendikbud, MenPUPR, Menko PMK, Menkes, Menbappenas, Mensos, Wagub NTB, saat konferensi pers usai rakor di gedung Kemenko PMK, Jakarta 31 Agustus 2018./Bisnis-Muhammad Ridwan
(Dari kiri) Mendikbud, MenPUPR, Menko PMK, Menkes, Menbappenas, Mensos, Wagub NTB, saat konferensi pers usai rakor di gedung Kemenko PMK, Jakarta 31 Agustus 2018./Bisnis-Muhammad Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila  Moeloek menilai kemampuan Indonesia dari sisi kesehatan sudah sangat cukup untuk menangani kondisi bencana di Palu dan Donggala untuk saat ini.

"Kapasitas Nasional masih mampu menangani, sehingga kita belum membutuhkan bantuan dari asing, baik tenaga kesehatan [nakes] maupun logistik kesehatan," ungkap Nila dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis dari Kemenkes, Kamis malam (4/10/2018).

Kepala Krisis Kesehatan Kemenkes, dr. Ahmad Yurianto juga mengungkapkan hal yang senada dengan Nila. Yuri menegaskan meski nakes yang telah dikerahkan tidak sampai 20% dari kapasitas nasional, Kemenkes masih bisa mengatur kedatangan nakes dan tim logistik ke Palu - Donggala.

Yuri mengatakan ukuran ideal untuk menghadapi krisis bukan pada seberapa banyak tenaga kesehatan yang diturunkan melainkan bagaimana caranya menjawab kebutuhan beban si pasien pascagempa.

"Ukuran kita bukan seberapa banyak tenaga yang dikirim akan cukup, 1000 nakes akan cukup atau 5 dokter sudah cukup, tidak seperti itu, tapi fokus pada bebannya," paparnya.

Dia melanjutkan per Rabu (3/10) dokter spesialis bedah yang sedang bertugas di Palu dan Donggala ada sekitar 15 orang.

"Jika merujuk pada kasus bedah, di antara jumlah pasien yang harus dioperasi baik yang emergency maupun yang dipersiapkan, dan dihadapkan pada jumlah dokter yang ada, saya nilai sudah cukup," kata Yuri.

Di mana artinya tidak ada lagi beban yang tertunda layanannya dengan alasan tenaga kesehatan yang kurang.

"Kita masih punya kekuatan besar, kalau tidak bisa ditangani di sini, kita masih punya rumah sakit tipe A di Makassar, kirim ke RS Wahidin, ahlinya juga masih banyak disana. Kalau kurang ya kita kirim lagi, masih sangat sangat cukup," jelasnya.

Selain tenaga kesehatan yang dianggap cukup, stok obat pun dalam kondisi aman. Di mana sistem obat yang dipakai menggunakan buffer/safety stock yang dimiliki oleh instalasi farmasi, juga bantuan dari relawan, serta pencatatan dan pengeluaran yang selalu terpelihara.

Selain itu, ditambah link dengan sistem logistik obat nasional, jadi bisa dikatakan saat ini stok obat-obatan dalam kondisi yang aman karena bisa langsung mengetahui mana yang kurang.

"Pedoman kita, obat harus aman untuk seminggu ke depan, nanti kalau sudah kurang tiga hari, baru kita dorong lagi," tandas Yuri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper