Bisnis.com, TANGERANG - Presiden Joko Widodo menyiapkan orang yang akan menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban.
Orang itu akan menggantikan Din Syamsuddin, seorang senior di salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah, yang mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban.
"Secepatnya saya akan tunjuk penggantinya. Kalau bisa hari ini (Kamis 26 September 2018) atau besok (Jumat 27 September 2018)," kata Presiden seusai menghadiri acara penyerahan sertifikat tanah di Indonesia Indonesia Convention Center (ICE) Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Presiden belum bersedia menyebutkan apakah orang yang akan menggantikan Din di posisi tersebut juga berasal Muhammadiyah atau bukan. Menurutnya, dirinya memiliki sejumlah calon pengganti Din namun belum diputuskan siapa yang akan dipilih. Presiden mengatakan utusan di bidang tersebut sangat diperlukan untuk dialog antar agama dan anter negara.
Kepala Negara mengatakan dirinya telah menerima surat dari Din dan juga telah bertemu dengan Din pada Selasa (25/9/2018) sore. Presiden mengaku menghargai keputusan yang diambil oleh Din yang kini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.
"Saya sangat menghormati pilihan Pak Din. Beliau tentu sudah banyak pertimbangan untuk, pertimbangan matang ya, untuk mundur dari jabatan itu. Karena mungkin pertimbangan yang bersifat politis, beliau ingin di tengah, ingin netral. Saya sangat menghargai apa yang sudah diputuskan pak Din," katanya.
Sehari sebelumnya, Din datang ke Istana Kepresidenan bertemu Presiden. Seusai bertemu Presiden, Din mengatakan alasan pengunduran dirinya itu semata-mata untuk kebaikan dan kemashalatan.
"Terutama penunaian tugas dan kegiatan saya selama ini di luar utusan khusus yang banyak terlibat sebagai pemimpin dari organisasi atau gerakan yang bersifat lintas, umpamanya saya sampai sekarang mendapat amanat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI yang anggotanya terdiri dari ketua umum ormas-ormas Islam, 70-an lebih yang mereka tentu memiliki aspirasi masing-masing," katanya.