Bisnis.com, JAKARTA – Wali Kota Ronda, Mariano Blanco (59), ditembak mati di kantornya sendiri kemarin waktu setempat setelah dituding masuk dalam daftar Rodrigo Duterte terkait dugaan hubungan dengan gembong narkoba Filipina.
Menurut petugas kepolisian setempat, sang wali kota ditembak mati oleh orang bersenjata tak dikenal di kantornya pada tengah malam.
"Para saksi mengatakan empat orang bersenjata turun dari van putih dan memasuki balai kota. Wali kota ada di sana saat dia tidur di kantornya," kata Inspektur Senior, Jayr Palcon sebagaimana dikutip CNN.com, Kamis (6/9/2018).
Blanco dinyatakan meninggal di rumah sakit dan motif pembunuhan masih dalam tahap penyelidikan. Belum ada kejelasan mengapa Blanco memutuskan untuk tetap berdiam di kantornya semalam.
Palcon mengatakan wali kota itu ada di daftar yang disebut-sebut oleh Presiden Duterte sebagai pejabat yang terlibat dalam kejahatan narkoba, yang dikonfirmasi oleh seorang juru bicara dari Drug Enforcement Agency Filipina.
Menurut Drug Enforcement Agency, pembunuhan Blanco terjadi hampir satu tahun setelah Komisi Kepolisian Nasional mencabut kuasanya atas polisi lokal.
Pencabutan ini dilakukan karena walikota itu diduga terlibat dalam kegiatan perdagangan narkoba illegal. Blanco menjadi pejabat lokal terbaru yang terbunuh dalam beberapa bulan terakhir akibat diduga terjerat perdagangan obat-obatan ilegal.
Filipina memiliki budaya politik yang penuh kekerasan dan mematikan. Para pengamat menyatakan keprihatinan atas penindasan narkotika yang dilakukan Duterte.
Sebelumnya, Wali Kota Antonio Halili ditembak oleh seorang penembak jitu saat upacara pengibaran bendera di balai kota di Tanauan, selatan Manila.