Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendikbud, Rehabilitasi Sekolah Perlu Perhatikan Sistem Zonasi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada hari kedua kunjungan kerja di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, (14/8) kembali meninjau satuan pendidikan terdampak gempa di kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada hari kedua kunjungan kerja di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa, (14/8) kembali meninjau satuan pendidikan terdampak gempa di kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara.

Muhadjir menghimbau kepada dinas pendidikan setempat untuk memerhatikan konsep zonasi persekolahan dalam proses rehabilitasi sekolah rusak berat.

Jika diperlukan, agar sekaligus menyiapkan unit sekolah baru di wilayah lain sesuai kebutuhan.

"Sekolah ini 'kan siswanya cukup banyak. Tadi saya dengar ada siswa yang rumahnya cukup jauh dari sini. Nanti dilihat apa sebaiknya juga dibuat sekolah baru untuk mengakomodir siswa di wilayah itu. Ini sekaligus saja, karena harus diperbaiki total," tutur Mendikbud Muhadjir Effendy dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (15/8).

Mendikbud juga mengimbau agar sekolah-sekolah dan dinas pendidikan dapat segera melaporkan kondisi teknis bangunan terdampak gempa agar dapat segera dilakukan rehabilitasi.

Mekanisme pembenahan dapat dilakukan secara swakelola dengan menggunakan dana bantuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud.

Saat memeriksa instalasi tenda-tenda pendidikan, Muhadjir menyampaikan beberapa saran perbaikan kepada tim posko pendidikan.

Dia juga berharap lokasi antartenda tidak terlalu berdekatan agar suasana di dalam tenda menjadi lebih nyaman karena saat instalasi tenda optimal, sirkulasi udara di dalam tenda juga akan lebih baik dan lebih memperkokoh struktur tenda.

Menurut data Sekretariat Nasional Pendidikan Aman Bencana (SPAB) per 13 Agustus 2018, sebanyak 169 satuan pendidikan di Kabupaten Lombok Utara terdampak gempa.

Tercatat sebanyak 1.117 ruang kelas dan 407 ruangan pendukung (laboratorium, ruang tata usaha, ruang guru, dan toilet) di sekolah mengalami kerusakan berat. Sedangkan 215 ruang kelas mengalami kerusakan kategori sedang dan ringan.

"Sembilan puluh persen sekolah di Lombok Utara rusak. Sejumlah 23.822 siswa SD dan 7.304 siswa SMP berada di pengungsian dan tidak bisa mengukuti proses belajar mengajar normal dalam waktu yang cukup lama. Semoga segera ada sekolah darurat untuk anak-anak kita," tutur Fauzan Fuad, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Utara.

Fauzan juga menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atas langkah responsif dalam penanganan pascagempa Lombok. Dia mengungkapkan rasa syukurnya karena posko pendidikan dapat digunakan menjadi kantor sementara karena kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Utara rusak cukup parah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper