Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendikbud Fokus Tangani Sekolah Rusak Pascagempa Lombok

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng pemerintah daerah untuk memperbaiki ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kiri) meninjau kondisi sekolah yang rusak berat akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (14/8)./Dok. Kemendikbud
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kiri) meninjau kondisi sekolah yang rusak berat akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (14/8)./Dok. Kemendikbud

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng pemerintah daerah untuk memperbaiki ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy hal ini diperlukan untuk memulihkan kegiatan belajar mengajar di daerah tersebut.

"Fokusnya di sekolah. Kita prioritaskan bagaimana supaya proses kegiatan belajar mengajar kembali lancar," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (14/8/2018).

Kemendikbud sudah memasang tenda untuk ruang kelas sementara. Tenda-tenda tersebut akan digunakan untuk proses belajar mengajar, sambil menunggu bangunan semi permanen untuk kelas sementara selesai dibangun.

"Nanti akan dibangun kelas dengan tenda darurat, setelah itu bangun sekolah semi permanen. Karena untuk membangun yang semi permanen butuh waktu sekitar 2-3 bulan, jadi menggunakan tenda dulu," lanjut Muhadjir.

Untuk rehabilitasi bangunan, sesuai hasil rapat kabinet terbatas, akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Untuk pembangunan kembali sekolah yang rusak parah, diperlukan waktu antara 6-10 bulan.

Jumlah bangunan semi permanen yang akan dibangun akan disesuaikan dengan sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa. 

Dia juga mengimbau agar siswa dan guru bersabar karena sementara waktu harus belajar di bawah tenda dan berharap agar siswa tetap semangat belajar di ruang kelas sementara.

"Dengan pembelajaran yang baik, itu akan membantu mereka mengatasi traumanya dan menguatkan mentalnya," tutur Muhadjir.

Kemendikbud juga telah menyalurkan bantuan berupa perlengkapan sekolah dan penanganan psikososial bagi siswa dan guru yang menjadi korban gempa. Beberapa tenda tambahan yang baru datang akan segera dipasang di beberapa sekolah yang mengalami kerusakan berat.

Sampai saat ini, Kemendikbud telah menggulirkan bantuan senilai lebih dari Rp229 miliar untuk rehabilitasi sekolah dan pemulihan kegiatan belajar mengajar.

Menurut data Sekretariat Nasional Pendidikan Aman Bencana (SPAB) per 12 Agustus 2018, 606 satuan pendidikan dilaporkan mengalami kerusakan dan 977 ruang kelas dinyatakan rusak berat. Dari sisi korban jiwa, sebanyak 17 siswa meninggal dunia, 56 luka-luka, dan 19 orang harus dirawat inap.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper