Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Berencana Naikkan Tarif Impor Barang China Sebesar 25%

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan akan mengusulkan kenaikan tarif menjadi 25% dari rencana tarif sebelumnya sebesar 10% terhadap impor senilai US$200 miliar asal China.
Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump (paling kanan). Ikut mendamping Ibu Negara China Peng Liyuan saat makan malam pada awal pertemuan puncak 6-7 April 2017 di  Florida./.Reuters
Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump (paling kanan). Ikut mendamping Ibu Negara China Peng Liyuan saat makan malam pada awal pertemuan puncak 6-7 April 2017 di Florida./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan akan mengusulkan kenaikan tarif menjadi 25% dari rencana tarif sebelumnya sebesar 10% terhadap impor senilai US$200 miliar asal China.

Trump telah mengancam pemberlakuan tarif sebesar 10% terhadap barang-barang tambahan asal China senilai US$200 miliar. Tarif tersebut kemungkinan akan naik menjadi 25%. Meski demikian, sumber terkait menyebutkan bahwa perubahan ini belum final.

Sebelumnya, pemerintah AS telah mengenakan tarif 25% terhadap produk-produk senilai US$34 miliar dari China. Sementara itu, periode peninjauan untuk barang impor lainnya senilai US$16 miliar akan segera berakhir.

Periode komentar publik mengenai tarif AS yang ditujukan untuk impor senilai US$200 miliar dari China berakhir pada 30 Agustus, setelah sesi dengar pendapat publik pada 20-23 Agustus, menurut kantor Perwakilan Perdagangan AS.

Pengumuman tarif yang lebih tinggi diperlukan menjelang sidang dan akan memberi sinyal bahwa pemerintahan Trump meningkatkan tekanan pada China untuk melakukan konsesi yang serius. Perwakilan perdagangan AS Robert Lighthizer disebut-sebut telah diarahkan oleh Trump untuk menaikkan tarif menjadi 25%.

Di sisi lain, perwakilan dari Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He dikabarkan melakukan pembicaraan tertutup dalam mencari cara untuk adanya negosiasi kembali, menurut sumber berbeda.

Sejumlah pejabat telah mengingatkan jika jadwal, isu yang akan dibahas, dan format untuk perundingan belumlah final. Namun, ada pula kesepakatan mengenai perlunya melakukan lebih banyak pembicaraan. 

Meski pejabat AS dan China telah mengisyaratkan kemungkinan renegosiasi dalam beberapa pekan terakhir, realisasinya belum juga terlihat. Padahal, sudah hampir dua bulan sejak mereka terakhir kali mengadakan pembicaraan tingkat tinggi.

“China dan AS telah melakukan beberapa putaran konsultasi dan mencapai konsensus penting, tetapi sayangnya AS tidak memenuhi kewajibannya ataupun tidak melakukan upaya bersama dengan China,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dikutip Bloomberg.

Gelombang berikutnya dari pengenaan tarif AS akan segera dimulai pada hari ini, Rabu (1/8/2018) waktu setempat, dengan kemungkinan pengenaan bea masuk atas impor Cina senilai US$16 miliar. Pelaksanaannya dapat saja ditunda selama beberapa pekan karena pemerintah AS harus memerinci produk mana saja yang akan ditargetkan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro