Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu China Tak Akan 'Curi Start' Pengenaan Tarif

Kementerian Keuangan China menyatakan bahwa China tidak akan memulai perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) juga menjadi yang pertama dalam melancarkan pengenaan tarif impor.
./.Bloomberg
./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan China menyatakan bahwa China tidak akan memulai perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) juga menjadi yang pertama dalam melancarkan pengenaan tarif impor.

Pernyataan ini datang setelah sumber terkait hal ini mengungkapkan kepada Reuters, bahwa ancaman pengenaan tarif oleh China terhadap barang-barang asal Amerika Serikat (AS) senilai US$34 miliar akan mulai berlaku pada Jumat, 6 Juli.

Langkah ini diambil sebagai balasan atas rencana pengenaan tarif terhadap impor China senilai US$34 miliar oleh pemerintah AS pada 6 Juli.

Perbedaan waktu selama 12 jam dipastikan memberi keuntungan pada China yang terlebih dahulu memulai pengenaan tarif impor pada 6 Juli tengah malam waktu Beijing atau 5 Juli waktu Washington.

Namun kemudian, pihak kementerian mengeluarkan klarifikasi singkat sebagai respons atas kabar tersebut.

“Posisi pemerintah China telah berulang kali disebutkan. Kami jelas tidak akan memulai langkah pertama, dan tidak akan melaksanakan pengenaan tarif sebelum Amerika Serikat melakukannya,” jelas pihak kementerian tanpa penjelasan lebih lanjut, seperti dikutip Reuters, Rabu (4/7/2018).

Sebelumnya, juru bicara Menteri Luar Negeri China, Lu Kang, menyatakan China siap bertindak, meski ia tidak mengonfirmasikan tanggal dimulainya pengenaan tarif oleh China.

“China telah membuat persiapan-persiapan,” ujar Lu dalam suatu briefing.

“Selama Amerika Serikat mengeluarkan apa yang disebut daftar tarif, China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi kepentingannya yang sah,” tambah Lu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Sementara itu, Presiden Donald Trump telah mengancam akan meningkatkan konflik dagang dengan lebih lanjut mengenakan tarif terhadap barang-barang asal China senilai US$400 miliar apabila China membalas tarif yang mulai dilancarkan pada 6 Juli.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro