Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilkada Serentak dan Konstelasi Politik Pilpres 2019

Melihat hasil pilkada yang bersifat sementara tersebut, banyak kalangan mulai dari politisi, akademisi hingga pengamat, mengaitkannya dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) dan Emil Elestianto Dardak memberikan keterangan pers di posko kediamannya di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (27/6/2018)./ANTARA-Moch Asim
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) dan Emil Elestianto Dardak memberikan keterangan pers di posko kediamannya di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (27/6/2018)./ANTARA-Moch Asim

Jokowi Juara Pilkada Serentak 2018

Menguatnya kedua kubu itu diperkuat peran Partai Golkar sebagai partai pemenang kedua pada Pileg 2014. Partai pimpinan Airlangga Hartarto yang merupakan salah satu parpol pertama yang menyatakan dukungannya kepada Jokowi itu menguasai sembilan dari 17 provinsi untuk pemilihan gubernur.

Sedangkan NasDem dan Hanura masing-masing memenangi 11 provinsi dan PPP tujuh provinsi.

Sebagai pendukung utama Presiden Jokowi PDIP hanya menguasai enam provinsi, namun partai tersebut menguasai provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan yang tergolong berpenduduk padat.

Meski PDIP kalah di Pilgub Sumatra Utara dan Jawa Timur yang termasuk basis kunci pemenangan Jokowi pada Pilpres 2014, pada Pilpres 2019 poros Jokowi mendapat tambahan tenaga dari partai non-parlemen seperti PSI, Perindo, dan PKPI.

Untuk Pulau Jawa, jagoan Gerindra tahun ini malah kalah semua berdasarkan versi quick count. Namun Gerindra meraup kemenangan untuk Pilgub DKI dan Banten tahun lalu. Setidaknya kemenangan itu akan memperkuat kepercayaan diri para kader Gerindra untuk tetap mendukung Prabowo di Pilpres 2019.

Gerindra memenangkan Pilgub di Sumut. Walau kalah versi quick count di Pilgub Jawa Barat 2018, jagoan dari Gerindra-PKS-PAN itu mengalahkan jagoan PDIP.

Sementara itu, quick count di Jawa Barat memenangkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yang didukung NasDem dan PPP. Kedua partai tersebut jelas pendukung Jokowi untuk 2019, bukan pendukung Prabowo.

Sedangkan koalisi yang diperkuat PDIP-Gerindra-PKS di Jawa Timur, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno justru kalah. Jawa Timur dikuasai pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang diusung Golkar, PPP, dan NasDem yang tidak lain pendukung Jokowi.

Dari sisi demografi penduduk, jumlah pemilih di Jawa Barat adalah 31 juta. Jawa Timur terbanyak kedua dengan 30 juta pemilih, dan Jawa Tengah 27 juta pemilih. Jika dijumlah angkanya mencapai lebih dari 88 juta atau lebih dari separuh total 152 juta pemilih Pilkada serentak 2018.

Dari paparan di atas, lembaga survei Y-Publica dalam kesimpulannya menyebutkan parpol pendukung Jokowi menguasai 67,3% suara pemilih pada Pilkada Serentak 2018.

Secara lebih sederhana dapat disimpulkan bahwa mereka yang tidak setuju ganti presiden jauh lebih banyak daripada parpol atau pendukung gerakan ganti presiden yang dimotori Partai Gerindra dan PKS. Sedangkan Partai Demokrat, PAN, dan PKB masih belum mengambil sikap politik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper