Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melakukan pemantauan langsung pemungutan suara pemilihan kepala daerah serentak di Kota Semarang, Jawa Tengah bersama Ketua Badan Pengawas Pemilu Abhan.
Abhan yang merupakan penduduk Jawa Tengah sekaligus menggunakan hak pilihnya sembari memantau jalannya pemungutan suara.
Mengenai pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini, Tjahjo mengaku optimistis tingkat partisipasi pemilih akan meningkat, sesuai yang ditargetkan KPU.
"Target KPU partisipasi pemilih di Pilkada tahun ini bisa 78% minimal. Kami optimistis [akan tercapai]," kata Tjahjo dalam keterangan tertulis, Rabu (27/6/2018).
Dalam kesempatan itu Tjahjo juga mengimbau agar masyarakat yang jadi pemilih bisa menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani. Dia meyakini pemilih sudah cerdas untuk menentukan pilihan.
Tjahjo juga mengingatkan soal bahaya politik uang. Menurutnya, kampanye Pilkada serentak tahun ini sudah menitikberatkan pada adu program dan konsep yang dinilai lebih mendidik masyarakat.
"Mari kita lawan politik uang, [kampanye Pilkada 2018] yang kemarin cukup ingar-bingar tapi di tingkat elitnya saja, di masyarakat cukup bagus responsnya. Kampanyenya juga sudah adu program, adu konsep walaupun ada yang berujar kebencian tapi masih bisa diperbaiki. Secara keseluruhan pilkada ini cukup lancar. Bila ini sukses, ini akan membantu tahapan konsolidasi demokrasi untuk persiapan pileg dan pilpres serentak di tahun depan," tuturnya.
Saat ditanya tentang perekaman data penduduk, Tjahjo mengatakan memang di satu daerah yang ditemukan data ganda dan sebagainya. Dia contohkan, dirinya yang sudah punya KTP-el Jakarta masih tercatat sebagai pemilih di Citarum Semarang.
"Makanya saya mau ngecek jangan sampai itu disalahgunakan. Saya ajak Pak Ketua Bawaslu bahwa yang double gini harus clear. Nanti di Pileg dan Pilpres harus sudah clear semuanya," ujarnya.