Bisnis.com, JAKARTA- Kanselir Jerman Angela Merkel, tengah berjuang untuk mencegah krisis dalam koalisinya terkait kebijakan mengenai migran, dia dilaporkan sedang mencoba untuk mengatur pertemuan dengan beberapa negara Uni Eropa untuk membahas masalah ini sebelum pertemuan para pemimpin negara pada 28 Juni - 29 Juni 2018.
Berdasarkan surat kabar Jerman, Bild, pada Minggu (17/6/2018), mengutip sumber pemerintah dari perwakilan beberapa negara Uni Eropa mengatakan bahwa Merkel ingin mendiskusikan solusi dengan Yunani, Italia, dan Austria.
"Belum ada persetujuan, kami sedang dalam tahap perencanaan. Juga tidak jelas kapan tepatnya pertemuan khusus ini akan berlangsung," kata seorang anggota pemerintah Italia kepada Bild.
Juru bicara pemerintah Jerman tidak segera bersedia untuk mengomentari laporan itu.
Negara-negara Uni Eropa terpecah tentang bagaimana menangani sejumlah besar orang yang melarikan diri dari konflik, terutama dari Timur Tengah.
Masalah ini telah mencapai puncaknya pada minggu terakhir dengan pemerintah Italia baru menolak membiarkan kapal yang membawa ratusan migran berlabuh di pelabuhannya.
Merkel bersikeras bahwa kebijakan migran hanya dapat secara efektif disetujui dan dilaksanakan di tingkat Eropa meski demikian pihaknya justru berselisih dengan sekutunya sendiri yakni Partai Christian Social Union (CSU) dan Menteri Dalam negerinya yang menginginkan tindakan sepihak.
Para konservaitf Bavaria telah mengancam untuk menentang Merkel dan akan tetap menentang kebijakan terkait pengungsi dan imigran dari Timur Tengah dan Afrika.
Berdasarkan proposal menteri, Jerman akan mengirim kembali para migran yang telah terdaftar di negara-negara Uni Eropa lainnya.
Pertentangan ini akan melemahkan otoritas Merkel yang mendukung pendakatan keterbukaan (open-door approach) terhadap para pengungsi dan migran sejak 2015, dampaknya juga akan dirasakan terhadap kebijakan sistem open-border Schengen Uni Eropa.
Merkel telah meminta para konservatif Bavaria untuk memberinya waktu dua pekan guna menyusun kebijakan bilateral dengan sejumlah negara seperti Italia dan Yunani, mirip dengan perjanjian antara Turki dan Uni Eropa pada 2016.
Bild menuturkan hingga saat ini belum jelas apakah Spanyol dan negara lain dari Balkan akan ikut dalam pertemuan dengan Merkel.