Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Najib Razak Datangi Lembaga Anti Korupsi Malaysia untuk Diperiksa dalam Kasus 1MDB

Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mendatangi kantor lembaga anti korupsi Malaysia untuk diperiksa terkait keterlibatannya dalam korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menghadiri ulang tahun ke-72 United Malays National Organisation (UMNO) di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/5)./Reuters-Athit Perawongmetha
Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menghadiri ulang tahun ke-72 United Malays National Organisation (UMNO) di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/5)./Reuters-Athit Perawongmetha

Bisnis.com, JAKARTA -- Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mendatangi kantor lembaga anti korupsi Malaysia untuk diperiksa terkait keterlibatannya dalam korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Najib akan diminta menjelaskan aliran dana senilai US$10,6 juta yang masuk ke rekening pribadinya. Uang tersebut hanya sebagian kecil dari korupsi miliaran dolar AS yang terjadi di BUMN Malaysia itu.

Reuters melansir Selasa (22/5/2018), Najib tiba di kantor pusat Malaysian Anti Corruption Commission (MACC) di Kuala Lumpur dan dijaga oleh sejumlah petugas keamanan. Dia terlihat santai dan tersenyum ketika memasuki gedung.

Sebelum diperiksa hari ini, tim pengacara Najib telah mengundurkan diri dan digantikan oleh tim pengacara baru. Namun, tidak disebutkan denganj jelas alasan penggantian ini dan mengapa dilakukan kurang dari sehari sebelum dia mendatangi MACC.

Sejak lengser setelah Pemilu pada 9 Mei 2018, Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, telah dilarang bepergian ke luar Malaysia. Properti mereka juga digeledah dan polisi menyita sejumlah tas mewah yang berisi perhiasan serta uang tunai.

Najib telah menyangkal keterlibatannya dalam kasus tersebut, sejak skandal penyalahgunaan dana negara itu muncul pada 2015. Dia mengklaim dana sebesar US$681 juta yang ada di rekeningnya adalah donasi dari anggota kerajaan Arab Saudi.

Untuk menyelidiki kasus ini, pemerintahan Malaysia yang baru telah membentuk tim investigasi khusus yang terdiri dari lembaga anti korupsi, polisi, dan bank sentral. Selain di Malaysia, kasus tersebut juga diselidiki di setidaknya enam negara, di antaranya AS, Swiss, Singapura, dan Kanada.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper