Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Bersihkan Sekolah, Ruang Publik & Mimbar Umum dari Ajaran Terorisme

Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk membersihkan sekolah dari tingkat TK sampai perguruan tinggi, ruang publik sampai mimbar umum dari ajaran dan ideologi terorisme.
Presiden Joko Widodo memberikan kata sambutan saat meresmikan gedung Pondok Pesantren Modern Terpadu (PMT), Buya Hamka, Padang, Sumatra Barat, Senin (21/5/2018)./ANTARA-Muhammad Arif Pribadi
Presiden Joko Widodo memberikan kata sambutan saat meresmikan gedung Pondok Pesantren Modern Terpadu (PMT), Buya Hamka, Padang, Sumatra Barat, Senin (21/5/2018)./ANTARA-Muhammad Arif Pribadi

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk membersihkan sekolah dari tingkat TK sampai perguruan tinggi, ruang publik sampai mimbar umum dari ajaran dan ideologi terorisme.

Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden di hadapan para menteri Kabinet Kerja dalam rapat terbatas membahas pencegahan dan penanggulangan terorisme di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Presiden mengatakan pencegahan dan penanggulangan terorisme selama ini lebih banyak dilakukan dengan pendekatan hard power. Pendekatan hard power yang dimaksud Presiden adalah mengedepankan tindakan pencegahan sebelum aksi teror dilakukan dengan penegakan hukum yang tegas, keras dan tanpa kompromi dengan memburu dan membongkar jaringan teroris sampai ke akar-akarnya.

Pendekatan hard power, ujar Jokowi, jelas sangat diperlukan tapi belum cukup. Dengan demikian, sudah saatnya pemerintah menyeimbangkan pendekatan itu dengan pendekatan soft power.

"Saya minta pendekatan soft power yang kita lakukan bukan hanya dengan memperkuat program deradikalisasi kepada mantan napi teroris tapi juga membersihkan lembaga-lembaga mulai dari TK, SD, SMP, SMA, SMK dan perguruan tinggi dan ruang-ruang publik, mimbar-mimbar umum dari ajaran ideologi terorisme," kata Presiden dalam rapat terbatas resmi pertama setelah serangkaian aksi teror yang melanda berbagai kota di Indonesia sepanjang Mei 2018.

Presiden mengatakan langkah preventif atau langkah pencegahan ini menjadi penting apabila kita melihat serangan teror bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo yang melibatkan keluarga termasuk anak-anak di bawah umur dan perempuan. Presiden mengatakan serangan yang melibatkan keluarga itu menjadi peringatan dan wake-up call bahwa keluarga telah menjadi indoktrinasi ideologi terorisme.

"Sekali lagi saya ingatkan ideologi terorisme telah masuk kepada keluarga kita, ke sekolah-sekolah kita, untuk itu saya minta pendekatan hard power dan soft power dipadukan, diseimbangkan dan saling menguatkan sehingga aksi pencegahan dan penanggulangan terorisme bisa jauh lebih efektif lagi," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper