Bisnis.com, MATARAM - Aparat keamanan sedang mengupayakan terjalinnya rekonsiliasi setelah terjadi penyerangan terhadap warga Ahmadiyah.
Kepolisian Resor Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengupayakan rekonsiliasi berbagai pihak terkait konflik sosial yang melanda warga Ahmadiyah di Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur.
"Sesuai perintah Kapolda NTB, kami bersama pemerintah dan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda, sudah mengambil langkah antisipasi dengan melakukan pemantauan serta pengamanan, termasuk yang tinggal di tempat penampungan di Kota Mataram," kata Kabid Humas Polda NTB AKBP I Komang Suartana di Mataram, Senin (21/5/2018).
Selain melakukan upaya pemulihan, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap warga Ahmadiyah yang sebelumnya sudah tinggal sejak tahun 2001 di wilayah penampungan di Kota Mataram.
Dalam kesempatan itu, Suartana turut menyampaikan amanah Kapolda NTB Brigjen Pol Achmat Juri yang mengharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat menjaga kerukunan di tengah perbedaan.
"Apalagi di bulan Ramadan ini, toleransi dan kerukunan hidup bermasyarakat harus tetap terjaga agar ibadah puasa dapat berjalan aman dan nyaman," ucapnya.
Menurut informasi, konflik sosial antara dua warga dusun yang saling bertetangga di Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur, terjadi pada Sabtu (19/5) siang.
Konflik sosial antarwarga ini mendorong terjadinya aksi pengerusakan rumah warga Ahmadiyah. Tercatat ada empat rumah dan dua kendaraan roda dua rusak berat serta dua rumah lainnya rusak ringan. Beruntung tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut.
Setelah konflik, korban aksi pengerusakan telah diamankan di Mapolres Lombok Timur. Fasilitas tempat tinggal sementara, kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak korban menjadi prioritas utama.