Bisnis.com, JAKARTA—Mantan presiden AS Barack Obama mengecam kesalahan serius yang dibuat Presiden Donald Trumps karena membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Obama berpendapat kesalahan Trump tersebut berpotensi membuat rezim di Iran lebih membahayakan dunia karena akan kembali memulai program nuklirnya melalui pengayaan uranium.
Dalam satu kritik terbuka yang jarang terjadi terhadap penggantinya, Obama mengatakan bahwa keputusan Trump "salah arah".
Dalam akun Facebook miliknya, presiden ke-44 AS itu menyampaikan kecamannya terhadap penolakan Trump atas perjanjian internasional yang telah ditadatangani oleh negara industri maju tersebut.
"Saya percaya keputusan soal Rencana Aksi Gabungan Menyeluruh ( JCPOA) dengan Iran merupakan sebuah kesalahan serius,” ujar Obama sebagaimana dikutip Mirror.co.uk, Rabu (9/5).
Obama juga mengeritik cara diplomasi pihak Gedung Putih dalam perjanjian internasional.
Baca Juga
"Dalam demokrasi, selalu ada perubahan kebijakan dan prioritas dari pemerintahan yang satu ke pemerintahan berikutnya," ujar Obama melanjutkan.
Akan tetapi, dia mengatakan bahwa tidak konsisten dengan satu kesepakatan yang telah dibuat negara akan menghilangkan kredibilitas Amerika Serikat dan menempatkan AS ke posisi aneh di mata negara industri maju, ujarnya.
"Ketika kita berharap akan sukses menghadapi diplomasi dengan Korea Utara maka menghindar dari JCPOA akan berisiko kalau membatalkan kesepakatan. Padahal kita berharap hasil itu akan berdampak pada Korea Utara,” ujar Obama.
Sejumlah pengamat menilai apa yang dilakukan oleh Trump atas kesepakatan itu menunjukkan antipatinya kepada pemerintahan terdahulu.
JCPOA ditandatangani oleh AS, China, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris dengan Iran pada 2015. Dalam kesepakatan itu Iran berjanji menjalankan program energi nuklir untuk perdamaian.