Kabar24.com, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa pertemuan Presiden Joko Widodo dengan alumni gerakan massa yang dikenal dengan Gerakan 212, merupakan bentuk apresiasi terhadap semua kelompok.
Menurutnya, pertemuan Kepala Negara dengan Alumni 212 itu membuktikan bahwa tidak ada rasa dendam sebagai pemimpin negeri.
"Secara prinsip semua pihak harus mengapresiasi karena Pak Jokowi itu Presiden RI. Beliau tidak ada dendam," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (25/4/2018).
Selain itu kata Tjahjo, dengan pertemuan itu, Presiden benar-benar berdiri di atas semua kelompok. Kepala negara, dalam bersilaturahmi tidak membedakan kelompok mana pun. Semuanya di dengar. Itulah salah satu kelebihan Presiden Jokowi.
"Bapak Presiden tidak ada membedakan kelompok-kelompok masyarakat, semua beliau terima. Itu yang saya akui kelebihan pak jokowi yang tidak semua orang bisa. Termasuk kelompok 212 semua beliau terima, beliau dengar aspirasinya. Didengar keinginannya. Beliau jelaskan mana yang fitnah mana yang tidak benar mana yang ditambah-tambahin," tuturnya.
Menurut Tjahjo, itu adalah tugas seorang Presiden. Tugas seorang pemimpin rakyat, yang tak hanya mengurusi masalah tata kelola pemerintahan, tapi juga menganggap penting silahturahmi dengan sesama anak bangsa.
Baca Juga
Maka, Presiden selalu menyempatkan diri bersilahturahmi dengan berbagai elemen bangsa. Intinya, Presiden ingin mendengar langsung aspirasi yang disampaikan. Ia ingin menyerap langsung aspirasi dari tangan pertama.