Bisnis.com, KUPANG - Ekspor produk perikanan dari Nusa Tenggara Timur ke negara tujuan Brunei Darussalam mengandalkan komoditas ikan tuna loin, demikian dikemukakan Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kelas 1 Kupang Jimmy Elwaren.
"Ikan tuna loin ini menjadi satu-satunya komoditas perikanan yang diminati negara tujuan pembeli Brunei Darussalam," kata Jimmy Elwaren di Kupang, NTT, pada Selasa (17/4/2018).
KIPM Kupang mencatat selama 2017, ekspor ikan dari NTT yang diminta Brunei mencapai 12.765 kg dengan total nilai US$ 84.420.
Selanjutnya, kata Jimmy, permintaan ekspor selama 3 bulan pertama 2018 juga hanya untuk komoditas tuna loin, masing-masing pada Januari 300 kg, Februari 700 kg, dan Maret 200 kg.
"Jumlah tuna loin maupun jenis komoditas lainnya yang diminta selalu dinamis tergantung seberapa banyak kebutuhan negara pembeli," tuturnya.
Dia menjelaskan tuna loin memang merupakan satu-satunya komoditas yang sejauh ini diminati Brunei, tetapi jumlah permintaan setiap bulan tidak naik signifikan dengan kisaran di bawah 1 ton.
Pihaknya mencatat ekspor tuna loin pada Maret 2018 ditujukan ke empat negara selain Brunei Darussalam yakni China, Jepang, dan Timor Leste.
Dari ke empat negara tujuan ini, jumlah permintaan tuna loin terbesar datang dari Jepang mencapai 15.821 kg dengan nilai lebih dari US$116.200. "Permintaan tuna loin dari Jepang memang tidak rutin setiap bulan, tetapi sekali permintaan jumlah cukup tinggi.”
Jimmy menambahkan ekspor ke Brunei dilakukan melalui jalur laut atau sama dengan negara tujuan lainnya seperti Jepang, China, Malaysia, Thailand, Filipina dengan transit di Surabaya, Jawa Timur.
Kegiatan ekspor dari provinsi setempat melalui jalur udara sejauh ini hanya diberlakukan ke negara tujuan Singapura.
Sementara ekspor ke Timor Leste sendiri melalui jalur darat lewat sejumlah pos lintas batas negara di Pulau Timor, karena berbatasan wilayah darat dan laut secara langsung.