Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Mengarang Soal Serangan Senjata Kimia Suriah

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Jumat (13/4/2018), Inggris ikut mengarang laporan soal serangan senjata kimia di kota Douma, Suriah.
Seorang bocah terlihat di puing-puing bangunan yang rusak di Douma, Ghouta Timur, di Damaskus, Suriah 21 Maret 2018./Reuters
Seorang bocah terlihat di puing-puing bangunan yang rusak di Douma, Ghouta Timur, di Damaskus, Suriah 21 Maret 2018./Reuters

Bisnis.com, MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Jumat (13/4/2018), Inggris ikut mengarang laporan soal serangan senjata kimia di kota Douma, Suriah.

Inggris serta sekutu-sekutunya menuduh Damaskus melakukan serangan itu ke Douma dan saat ini sedang mempertimbangkan untuk melancarkan aksi militer terhadap Suriah sebagai tanggapan.

BACA JUGA

Suriah dan sekutu utamanya, Rusia, membantah ada serangan kimia.

Kremlin pada Rabu (11/4/2018) mengatakan Amerika Serikat telah mengada-ada soal serangan kimia di wilayah itu. Rusia memperingatkan agar karangan cerita itu jangan sampai dijadikan pembenaran untuk melakukan aksi militer.

Dalam suatu pertemuan yang disiarkan televisi pada Jumat (13/4/2018), Kementerian Pertahanan Rusia mengulang sikap pemerintah bahwa serangan itu palsu. Kementerian tersebut menambahkan bahwa pihaknya memiliki bukti bahwa Inggris telah berpartisipasi dalam membuat karangan itu.

"Kami memiliki... bukti yang menunjukkan bahwa Inggris secara langsung terlibat dalam pengaturan provokasi ini," kata juru bicara kementerian pertahanan Igor Konashenkov.

Konashenkov mengatakan Rusia tahu "dengan pasti" antara 3-6 April, Helm Putih berada "di bawah tekanan keras terutama dari London untuk sesegera mungkin membuat provokasi yang telah direncanakan ini." Helm Putih yang dimaksudnya adalah kelompok yang menolong para warga sipil di wilayah yang dikuasai oposisi di Suriah.

Duta Besar Inggris untuk Perserikatan Bangsa-bangsa, Karen Pierce, membantah bahwa Inggris terlibat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper