Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Libor Naik, Minat Perusahaan Jepang ke Aset Asing Berkurang

Bisnis.com, JAKARTA Efek riak London Interbank Offered (Libor) telah merayap menyentuh Jepang. Dana lindung nilai untuk mengembalikan investasi berdenominasi dolar AS ke yen Jepang telah menjadi lebih mahal karena benchmark untuk biaya pinjaman AS naik.
ilustrasi/Reuters
ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan suku bunga acuan London Interbank Offered (Libor) telah berdampak hingga ke Jepang. 

Seiring kenaikan suku bunga acuan AS untuk instrumen hutang, hal itu membuat lindung nilai (hedging) dana berdenominasi dolar AS kembali ke yen menjadi lebih mahal.

Kenaikan Libor mendorong sejumlah perbankan di Negeri Sakura mengurangi kepemilikan luar negerinya ke level terendah selama lebih dari tiga tahun. Meskipun, elemen lain dari dana lindung nilai (hedging cost) mereka, seperti pertukaran nilai mata uang, bergerak sesuai harapan.

“Perbankan di Jepang mungkin akan mengurangi kerugian sebelum akhir tahun fiskal karena lindung nilai hutang luar negeri telah menjadi lebih mahal dan tidak akan bisa terbayar,” ujar Shinji Kunibe, General Manajer dan Kepala Fixed-Income Daiwa SB Investment Ltd. di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (5/4/2018).

Adapun, tingkat Libor bertenor tiga bulan telah mencapai poin tertingginya sejak 2009 ke level 2,29% pada awal pekan lalu. Kenaikan itu mengiringi kenaikan suku bunga The Fed dan membuat investor kalang kabut.

Acuan bunga Libor tersebut pun meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh investor Negeri Sakura untuk membeli aset sekuritas AS dan dana lindung risikonya.

Padahal, basis lintas batas mata uang, yang juga merupakan indikator pembelian aset sekuritas asing, telah turun 10 basis poin hingga tahun ini yang dapat mengurangi biaya investor untuk dana lindung.

Berdasarkan data Bank of Japan, aset sekuritas asing yang terdiri dari sebagian besar obligasi dan beberapa saham  yang dimiliki Jepang telah melorot lebih dari 9% pada Februari menjadi 9,5 triliun yen (US$89 miliar), level terendah sejak November 2014. Analis dan manajer keuangan menyatakan bahwa aksi jual tersebut masih akan berlanjut.

Adapun, Libor juga telah menyusut 60 basis poin, menutupi labanya. Berdasarkan data Bloomberg, dana lindung nilai risiko mata uang dolar AS-yen telah  melonjak 1,90% menjadi 2,46% pada 2018.

Oleh karena itu, perbankan regional Negeri Sakura kini tengah menjadi prioritas strategis bagi FSA. Para pembuat kebijakan pun mengingatkan agar bank dapat melewati risiko manajemen dari kepemilikan utang luar negeri supaya kuat menghadapi aksi jual di pasar keuangan.

“Meningkatnya volatilitas telah membuat kami lebih hati-hati untuk mengambil risiko pada suku bunga,” kata Kenichi Kawamura, Direktur Bank of Yokohama Ltd.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper