Bisnis.com, JAKARTA -- Uber Technologies Inc. dan Grab resmi menyampaikan pengambilalihan bisnis Uber di Asia Tenggara.
Lewat kesepakatan tersebut, Grab akan mengakuisisi seluruh operasional Uber di kawasan itu, termasuk layanan pengiriman makanan UberEats. Sebagai gantinya, Uber mendapatkan saham sebesar 27,5% di entitas gabungan kedua perusahaan dan CEO-nya akan menjadi salah satu komisaris Grab.
Saat ini, CEO Uber dijabat oleh Dara Khosrowshahi.
"Akusisi ini menandai dimulainya era baru. Bisnis gabungan ini menjadi pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan Asia Tenggara," papar CEO Grab Anthony Tan dalam pernyataan resminya, seperti dilaporkan Bloomberg, Senin (26/3/2018).
Kemitraan tersebut mengakhiri kompetisi antara Uber dan Grab di wilayah yang berpenduduk 620 juta jiwa itu. Kabar mengenai adanya rencana aksi korporasi ini sudah terendus sejak beberapa waktu lalu, tapi baru hari ini diumumkan secara resmi.
Sebelum melepas bisnisnya di Asia Tenggara, Uber sudah lebih dulu melego lini usahanya di China kepada Didi Chuxing pada 2016. Namun, aksi korporasi ini memungkinkan perusahaan asal AS itu untuk bisa membenahi laporan keuangannya sebelum go public pada 2019.
Uber telah membakar uang sebanyak US$10,7 miliar sejak berdiri pada 2009.
Meski demikian, Khosrowshahi memberi sinyal bahwa pihaknya akan masuk ke pasar penting lainnya yakni Jepang dan India.
Adapun Grab sekarang mendominasi layanan transportasi online di negara-negara Asean, dengan valuasi mencapai US$6 miliar. Aplikasi itu telah diunduh sebanyak 86 juta kali dan tersedia di 191 kota di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.
Saham Grab dan Uber turut dimiliki oleh SoftBank Group Corp. Sebagai pemegang saham utama di kedua perusahaan, SoftBank berupaya untuk mengikis kompetisi dan mengedepankan konsolidasi di bisnis transportasi online Asia Tenggara, yang nilainya diproyeksi mencapai US$20,1 miliar pada 2025.