Kabar24.com, JAKARTA — Menuju pemilu presiden 2019 sejumlah lembaga survei merilis riset elektabilitas calon presiden. Calon petahana Presiden Joko Widodo selalu mendominasi dengan elektabilitas tertinggi disusul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Riset terbaru dirilis Populi Center dari survei pada Februari lalu. Elektabilitas Presiden Joko Widodo alias Jokowi mencapai 52,8% sedangkan Prabowo 15,4% dari 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia dengan margin of error 2,89%.
Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Kuskridho Ambardi mengatakan pola hasil survei selalu sama. Jokowo selalu menjadi yang tertinggi diikuti Prabowo sedangkan calon lain dinilainya belum kompetitif.
“Tren ini saya akan berlanjut, Jokowi akan tetap dominan,” katanya dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Populi Center, Rabu (28/2/2018).
Di sisi lain kata dia, berkaca dari Pilpres 2014 di mana Jokowi bertarung pula dengan Prabowo, pertarungan politik akan menjadi kompetitif pada 2 bulan seblum pemilu presiden diselenggarakan yakni April dan Mei.
Dalam hal ini kata dia, yang akan menarik adalah siapakah calon wakil presiden yang paling pantas dipinang. Menurutnya, ada beberapa hal yang akan menjadi pertimbangan calon presiden untuk meminang calon wakil presiden.
Elektabilitas calon wakil presiden dan prospek keterpilihan dalam hal ini menurutnya menjadi aspek paling bawah. Level selanjutnya dalam penentuan calon wakil presiden adalah aturan main dan interaksi antar tokoh politik.
Terkait aturan main, akan mempertimbangkan ambang batas pencalonan presiden itu sendiri
“Level di atasnya lagi bersifat personal. Cocok tidak cawapresnya dengan capres,” ujarnya.
Dia pun mengkritisi partai-partai yang saat ini sudah mempromosikan kadernya untuk menjadi calon wakil presiden seperti Muhaimin Iskandar dari PKB, Zulkifli hasan dari PAN dan Muhammad Romahurmuziy dari PPP.
Menurutnya, dalam riset yang dirilis berbagai lembaga survei nama-nama tersebut tidak begitu popular.
“Kalah kompetitif dengan yang tidak mencalonkan atau belum mencalonkan. Faktor apa saja yang jadi perhatian publik? Rekam jejak menjadi penting. Contohnya Jusuf Kalla sudah jelas atau Anies Baswedan belum lama menjadi Gubernur DKI tapi setidaknya namanya sudah malang melintang, ada jejaknya sedangkan yang lain kurang terlihat jejaknya tapi mencalonkan diri,” ucapnya.
Dia pun memperkirakan pada pemilu presiden 2019 sulit untuk memunculkan tiga poros calon presiden. Sebabnya, kehadiran poros ketiga akan sangat mempertimbangkan elektabilitas calon presiden yang jauh di bawah Jokowi dan Prabowo.