Kabar24.com, PEKANBARU -- Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau mewaspadai kenaikan peredaran uang tidak asli atau uang palsu selama momen pilkada serentak yang akan berlangsung 27 Juni mendatang.
Kepala BI Riau Siti Astiyah mengatakan dari data pihaknya, pada pilkada 2013 terjadi kenaikan peredaran uang palsu yang cukup tinggi.
"Pada 2012 lalu uang tidak asli yang dilaporkan sebanyak 353 lembar, lalu di 2013 naik menjadi 1.167 lembar dengan pecahan yang ditemukan yaitu Rp50.000 dan Rp100.000," ujarnya, Senin (26/2/2018).
Siti menyebutkan dengan adanya pola kenaikan menjelang pilkada seperti ini, pihaknya mulai mewaspadai motif pengulangan oleh pelaku pengedar uang tidak asli selama pilkada tahun ini.
Dari beberapa temuan pelaporan uang tidak asli, biasanya pelaku melakukan pembelian barang dengan transaksi pembayaran bernilai besar.
Lewat pembayaran yang dilakukan secara tunai, pelaku menyelipkan uang tidak asli di dalam tumpukan uang lainnya sehingga tidak terlalu mencolok.
Baca Juga
"Karena itu kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang tidak asli ini, salah satunya dengan melakukan 3D atau dilihat diraba diterawang," katanya.
Adapun untuk menekan peredaran uang palsu, BI terus melakukan sosialisasi ke masyarakat salah satunya ke pusat keramaian, pusat belanja, sekolah-sekolah, dan lainnya.