Bisnis.com, JAKARTA – CEO Uber Technologies Inc berjanji untuk terus berinvestasi secara agresif di Asia Tenggara meskipun harus menggelontorkan banyak modal di pasar yang berkembang pesat tersebut karena persaingan dengan perusahaan lain.
Akuisisi 15% saham Uber oleh SoftBank bulan lalu telah membuka kemungkinan penggabungan Uber dengan aset perusahaan taksi online yang dimiliki emiten perbankan Jepang tersebut di seluruh Asia.
Selain Uber, SoftBank memiliki saham di Grab dari SIngapura dan Ola yang berbasis di India.
Menurut sumber yang dikutip Reuters, pada saat investasi, SoftBank mengatakan bahwa mereka ingin Uber berfokus pada pertumbuhan di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin, dan Australia, bukan Asia, yang merupakan salah satu daerah yang paling mahal dan kompetitif bagi perusahaan jasa transportasi online,
Sementara itu, CNBC melaporkan Uber bersiap untuk menjual bisnis transportasi online di Asia Tenggara ke Grab sebagai imbalan atas sejumlah saham di perusahaan tersebut.
Tapi Dara Khosrowshahi sepertinya mengabaikan strategi tersebut dalam kunjungan resminya yang pertama ke Asia sejak dia menjadi CEO Uber tahun lalu.
"Kami memperkirakan akan kehilangan uang di Asia Tenggara dan berharap untuk berinvestasi secara agresif dalam hal pemasaran, subsidi, dan lain-lain," ungkap Khosrowshahi kepada wartawan di New Delhi, seperti dikutip Reuters.
Ia menambahkan ada potensi besar di kawasan ini berkat populasi yang besar dan pertumbuhan pengguna internet yang cepat. "Dari sudut pandang kompetitif kita pikir kita bisa memperbaiki," ungkapnya.
Khosrowshahi juga mengatakan bahwa 10 tahun kedepan, Ia memperkirakan 80% pertumbuhan di Uber merupakan pertumbuhan organic, sedangkan sisanya melalui akuisisi.
"Kami akan melihat apa saja .... Tapi saat ini rencana untuk Asia Tenggara adalah maju dan berinvestasi."
Investasi di India
Khosrowshahi mengatakan bahwa SoftBank adalah investor tapi Uber tetap menjadi penentu keputusan akhir bersamaan dengan dewan merger dan kemitraan. Dia mengatakan bahwa tidak ada rencana perubahan dalam operasi Uber di India menyusul kesepakatan dengan SoftBank.
India adalah salah satu pasar internasional dengan pertumbuhan tercepat di Uber dan menyumbang lebih dari 10% jumlah perjalanan Uber secara global. Namun, India belum menghasilkan uang, kata Khosrowshahi.
Uber dan pemimpin pasar di India, Ola, telah terlibat dalam persaingan sengit yang menghabiskan jutaan dolar uang investor untuk mendapatkan lebih pangsa pasar taksi online yang nilainya mencapai US$12 miliar tersebut.
"Nilai terbesar yang bisa kita ciptakan di sini adalah terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis kita, tidak hanya untuk India tapi juga peran dalam membentuk produk kita untuk seluruh dunia," katanya.
Khosrowshahi menolak berkomentar mengenai investasi khusus untuk India namun mengatakan jumlahnya sangat besar dan akan terus meningkat.