Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uber Masuk Jepang, Sony Buat Platform Aliansi Taksi

Perusahaan elektronik asal Jepang, Sony, berencana melakukan bisnis gabungan dengan enam operator taksi di Jepang musim semi ini. Demikian pernyataan yang mereka keluarkan Selasa (20/2).
Ilustrasi/beritajakarta.com
Ilustrasi/beritajakarta.com

Kabar24.com, JAKARTA—Perusahaan elektronik asal Jepang, Sony, berencana melakukan bisnis gabungan dengan enam operator taksi di Jepang musim semi ini. Demikian pernyataan yang mereka keluarkan Selasa (20/2).

Aliansi itu tercipta sebagai reaksi terhadap Uber Technologies Inc, startup transportasi daring terbesar, yang sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan taksi di Jepang. Setelah bertahun-tahun tanpa aksi apa pun, semangat Jepang untuk transportasi daring tampaknya mulai muncul.

Berdasarkan pernyataan tersebut, aliansi Sony bersama Checker Cab Group, Daiwa Motor Transportation Co, Hinomaru Kotsu Co, Kokusai Motorcars Co, Kotobuki Taxi Co, dan Green Cab Co jika digabungkan akan memiliki lebih dari 10.000 unit mobil untuk area Tokyo saja.

Kemudian Sony akan mengembangkan aplikasi transportasi daring dengan kecanggihan teknologi artificial-intelligent serta memberikan jenis metode pembayaran. Nantinya, lanjut pernyataan tersebut, taksi-taksi yang berada di bawah grup yang sama dalam aliansi Sony dapat menggunakan platform aplikasi tersebut.

Sony telah hadir selama bertahun-tahun di bisnis elektronik dan mendapatkan pemasukan tidak sedikit dari sana. Akan tetapi, perusahaan itu tidak memiliki pengalaman dalam bisnis transportasi daring, meskipun mereka telah lama menggunakan pembelajaran mesin untuk proyek internalnya, seperti robot anjing Aibo.

Tahun lalu Sony telah membuka akses untuk pembelajaran lebih lanjut mengenai alat-alat perangkat lunak untuk menarik pengembang artificial-intelligence. Sony juga sudah memiliki divisi layanan, termasuk asuransi mobil.

Untuk diketahui, saat ini Uber mencoba melebarkan sayapnya ke Jepang. Chief Excecutive Officer Dara Khosrowshahi sedang melawat ke Jepang untuk menggarisbawahi peluang pangsa pasar taksi di sana, yaitu sebesar 1,7 triliun yen atau setara US$16 miliar.

Perusahaan yang berbasis di San Fransisco itu telah gagal bangkit dari dasar sejak diresmikan pada 2013 lalu karena beberapa aturan yang ketat. Oleh karena itu, mereka membangun pembicaraan untuk bisnis selanjutnya dengan operator taksi Negeri Sakura Daiichi Koutsu Sangyo Co, demikian dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/2/2018).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper