Kabar24.com, JAKARTA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendukung perjuangan pekerja migran Indonesia agar terbebas dari berbagai tindak kejahatan dan kekerasan yang antara lain berupa perdagangan manusia.
Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengatakan pihaknya memberikan dukungan dengan mendalami berbagai kasus penderitaan pekerja migran yang dalam peraturan perundanganannya diberi istilah Pekerja Migran Indonesia.
Pekerja Migran Indonesia (PMI), lanjutnya, dilihat dari sudut pandang agama Islam, merupakan bagian dari asnaf (pihak yang berhak terima zakat) yakni fakir dan/miskin yang berangkat ke luar negeri karena kasus-kasus kemiskinan.
Selanjutnya yang asnaf riqob atau perbudakan, yang dalam hal ini praktik perdagangan manusia (human trafficking), mereka itu banyak yang diperlakukan tidak sesuai dengan perjanjiannya sebagai pekerja migran di luar negeri.
“Upaya Baznas dalam membantu migran atau purnamigran dengan memberikan layanan dan pendampingan migran, bantuan kasus pemulangan pekerja migran dan bantuan pemberdayaan purnamigran,” ungkapnya pada Kamis (15/2/2018).
Menurutnya, Baznas juga mendorong dakwah bagi migran dan dukungan shelter bagi mereka yang berperkara, dengan memberikan bantuan advokasi, serta bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi yang ditingkatkan dari tahun ke tahun.
Baznas telah merambah Hong Kong, Korea Selatan, dan rencana dikembangkan ke beberapa negara dan kegiatan lain.
Bambang menjelaskan Baznas mendukung Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Wonosobo membuat film berjudul Impian Negeri Berkabut, yang menceritakan tentang tindak pidana perdagangan orang sebagai dampak migrasi ketenagakerjaan ke luar negeri.
Sementara itu Direktur Baznas, Mohammad Nasir Tajang, mengatakan Baznas sangat prihatin melihat banyak warga muslim terutama para perempuan yang pergi bekerja ke luar negeri.
“Untuk itu, Baznas harus memberikan perhatian agar saudara-saudara kita yang hidup di garis kemiskinan bisa berdaya sehingga dapat menolak segala bentuk kezaliman perdagangan manusia," ujarnya.