Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1.000 Desa Kurang Gizi jadi Prioritas Penyaluran Dana Desa

Sebanyak 1.000 desa yang akan menjadi pilot project implementasi program desa padat karya pada 2018 mempunyai kerawanan masalah stunting.
Petugas kesehatan memberikan perawatan kepada sejumlah anak penderita gizi buruk dari kampung Warse, Distrik Jetsy di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1)./ANTARA-M Agung Rajasa
Petugas kesehatan memberikan perawatan kepada sejumlah anak penderita gizi buruk dari kampung Warse, Distrik Jetsy di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (22/1)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 1.000 desa yang akan menjadi pilot project implementasi program desa padat karya pada 2018 mempunyai kerawanan masalah stunting.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, 1.000 desa dalam 100 kabupaten ini akan menjadi fokus dan secara bertahap dilakukan bagi semua desa. Per 25 Januari, sudah ada penyaluran kepada 10 kabupaten prioritas.

Penanggulangan stunting, sambungnya, memang ditetapkan melalui sinergi kegiatan, termasuk program desa padat karya. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis. Secara fisik ditunjukkan dengan ukuran anak yang pendek.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman resmi Kemenko PMK, Kamis (1/2/2018), kurangnya asupan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan berpengaruh. Hal ini pada gilirannya berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tidak berkembang.

Penanggulangan problematika ini, lanjut Puan, perlu ditopang oleh infrastruktur dasar kesehatan seperti ketersediaan air bersih dan Ssnitasi. Oleh karena itu, program desa padat karya diharapkan mampu mengakselerasi penyediaan inftrastruktur dasar tersebut.

"Untuk itu, di desa-desa harus tersedia sarana air bersih dan sanitasi. Padat karya juga bisa dimanfaatkan untuk pembangunan pos kesehatan, pengerasan jalan, sekolah atau sarana ibadah,” tuturnya.

Dia kembali menegaskan, pembangunan desa pada 2018 diarahkan untuk melakukan kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di desa. Pembangunan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja lokal desa, dan teknologi lokal.

Adapun, sebanyak 30% anggaran dana desa dialokasikan untuk program padat karya. Program ini dinilai mampu memberikan tambahan upah atau pendapatan bagi masyarakat sehingga meningkatkan daya beli dan kesejahteraan.

“Saya harapkan kegiatan padat karya ini tidak dilaksanakan pada musim panen bagi yang masyarakatnya berprofesi petani,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper