Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gurun Sahara Ditutupi Salju untuk Ketiga Kalinya

Salju setebal 16 inci menyelimuti wilayah hurun sahara, setelah badai musim dingin yang aneh menghantam daerah tersebut pada hari Minggu kemarin.
Salju seliuti Gurun Sahara/Dailymail
Salju seliuti Gurun Sahara/Dailymail

Bisnis.com, JAKARTA - Salju setebal 16 inci menyelimuti wilayah gurun sahara yang dianggap sebagai wilayah paling kering di dunia.

Salju turun setelah badai musim dingin yang aneh menghantam daerah tersebut pada hari Minggu kemarin.

Ini adalah peristiwa ketiga kalinya dalam 37 tahun bahwa kota Ain Sefra di Aljazair, salju menutupi bukit pasir merah padang pasir.

Salju mulai jatuh pada dini hari Minggu pagi dan dengan cepat mulai menutupi hamparan pasir gurun Sahara.

"Kami benar-benar terkejut saat kami bangun untuk melihat salju lagi. Itu tinggal sepanjang hari pada hari Minggu dan mulai mencair sekitar pukul 17:00," ujar Fotografer Karim Bouchetata yang mengabadikan momen tersebut seperti dilansir Daily Mail.

Pada tahun 2016, kota yang dikenal sebagai 'Gerbang Gurun' juga sempat dihujani salju tak lama setelah Natal dan ini menyebabkan kekacauan, dimana banyak penumpang terdampar di bus karena jalanan menjadi licin dan cuaca menjadi sedingin es.

Bulan Januari 2017, kota itu dihujani salju lagi, dan anak-anak membuat manusia salju dan bahkan berjalan di atas bukit pasir.

Sebelum itu, salju terakhir terlihat di Ain Sefra pada tanggal 18 Februari 1979, saat badai salju berlangsung hanya setengah jam.

Seorang juru bicara Kantor Meteorologi mengatakan udara dingin yang meniup ke selatan sampai ke Afrika Utara akhir pekan lalu terjadi karena tekanan tinggi di Eropa.

Tekanan tinggi berarti cuaca dingin meluas ke selatan dari biasanya.

Ain Sefra terletak sekitar 3.280 kaki di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh Pegunungan Atlas.

Meskipun berada di ketinggian, sangat jarang melihat salju di kota tersebut, dan biasanya cuaca disana mencapai enam sampai 12 derajat Celsius pada bulan Januari.

Gurun Sahara mencakup sebagian besar Afrika Utara dan telah melewati pergeseran suhu dan kelembaban selama beberapa ratus ribu tahun terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Dailymail

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper