Kabar24.com, JAKARTA--Sejumlah lembaga pendidikan Islam di negara Filipina akan belajar tentang pengelolaan madrasah (pendidikan Islam) dengan perwakilan dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Pihak Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag tengah berada di Filipina untuk menjalin kerja sama di bidang pengembangan pendidikan Islam dengan sejumlah lembaga pendidikan di sana.
Kasubdit Kelembagaan Direktorat KSKK Madrasah Kemenag, Safiuddin, mengatakan rencana kerja sama itu difasilitasi Kementerian Luar Negeri Flipina, dengan pengelola lembaga pendidikan dan organisasi keagmaan di Filipina.
“Filipina ingin tahu banyak tentang sistem pendidikan Islam di Indonesia, terutama madarasah. Dan kami juga ingin mendapat informasi akurat dengan mengunjungi madarasah, Islamic learning center dan organisasi keagamaan di sana,” katanya.
Dia dalam situs resmi Kemenag, Senin (25/12/2017), menjelaskan pihaknya bersama perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Filipina menggelar pertemua dengan Roberto R Ferrer, Acting Assitant Secretary DFA-Mindanao Philippine dan Alzad Sattar dari Undersecretary of Bureau of Madaris.
Selain itu, lanjutnya, delegasi Indonesia juga berkunjung ke lembaga pendidikan Islam di Filipina, antara lain Al-Munawara, Islamic Wisdom sebagai wakil dari sekitar 2.000 madrasah swasta di negara tersebut.
Baca Juga
Lembaga pendidikan Islam di Davao dan Mandanau, imbuhnya, adalah dalam bentuk madrasah swasta (private school) yang tidak dikelola oleh negara secara langsung, namun tetap mendapatkan perhatian dari negara Filipina.
Dia menjelaskan para pengelola lembaga pendidikan Islam itu banyak bertanya tetang pengelolaan madrasah di Indonesia, mulai dari sistem tata kelola, metode dan manajemen hingga maaslah peningkatan kapasitas kepala sekolah, guru dan tenga kependidikannya.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga banyak menggali tentang regulasi dan cara mengembangkan program pendidikan yang baik, yang terintegrasi dengan sistem kebijakan dan regulasi yang menyatu dengan negara.
Sementara Alzad Sattar dari Undersecretary of Bureau of Madaris, menjelaskan posisi madrasah di negara Filipina masih sangat kecil dan belum mempunyai pola regulasi yang diterapkan, masih tradisional, dan kondisi sistem pengelolaannya masih bersumber dari dana infak.