Kabar24.com, JAKARTA - Uni Internasional Untuk Konservasi Alam mengubah status dua jenis lumba-lumba yang hidup di perairan Asia yakni lumba-lumba air tawar alias ikan pesut dan lumba-lumba tak bersirip dari rentan menjadi terancam punah.
Evaluasi ulang status kedua mamalia air tersebut dilakukan setelah jumlah lumba-lumba air tawar menurun lebih dari separuh dalam 60 tahun terakhir. Hal yang sama juga terjadi pada lumba-lumba tanpa sirip dalam 45 tahun terakhir.
"Kedua spesis ini hidup di perairan dangkal dekat pantai dengan populasi terbatas pada sistem air tawar dan hal ini membuat mereka sangat rentan terhadap aktivitas manusia," kata Kepala unit Red List Craig Hilton-Taylor seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/12/2017).
Sebagai contoh, di Sungai Mekong, mayoritas kematian ikan pesut terjadi karena belitan jaring. Jaring-jaring tersebut menggantung layaknya tirai kematian di sepanjang sungai.
Selain kedua jenis spesis tersebut, posum ekor cincin, hewan asli Australia juga mengalami perubahan status dari rentan menjadi sangat terancam punah akibat semakin panas dan keringnya iklim yang mengakibatkan penurunan jumlah spesies ini hingga lebih dari 80% dalam satu dekade terakhir.
"Ancaman yang menyebabkan kepunahan spesies-spesies ini datang dari kita, dari manusia... Hal ini juga berarti kita bisa melakukan sesuatu terkait hal ini," kata Hilton Taylor.
Baca Juga
Red List adalah badan di bawah IUCN yang berfungsi memberi informasi dan analisis mengenai status, jangka waktu, dan ancaman terhadap spesies.