Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat memperkirakan kebutuhan anggaran untuk membangun penampungan sementara bagi korban kebakaran Pasar Atas Bukittinggi berkisar Rp13 miliar.
Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menyebutkan pemda setempat memerlukan anggaran Rp13 miliar untuk pembangunan tempat penampungan sementara, dan penanganan bencana kebakaran tersebut.
“Anggarannya tidak bisa ditanggulangi melalui APBD. Dan di APBD 2017 pun alokasi untuk anggaran tidak tetap hanya Rp1,8 miliar,” katanya, Kamis (2/11/2017).
Sehingga, dengan anggaran daerah yang sangat terbatas, Ramlan meminta semua pihak ikut terlibat membantu mempercepat proses pemulihan pasca bencana kebakaran Senin, 30 Oktober lalu.
Menurutnya, tempat penampungan pedagang sementara penting untuk segera dibangun, karena bangunan Pasar Atas yang terbakar tidak bisa dimanfaatkan lagi, sehingga harus dicarikan lokasi baru sampai Pasar Atas kembali bisa ditempati.
Ramlan menjelaskan kondisi pusat ekonomi dan perdagangan tekstil terbesar di Sumbar itu mengalami kerusakan hangus 100% untuk lantai III, hangus 95% di lantai II dan 50% di lantai I.
Dari kondisi itu, total toko dan kios yang terbakar mencapai 1.190 unit. Umumnya adalah pedagang pakaian, songket, sulaman, dan bordiran. Kerugian dalam musibah diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun.
Adapun, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta untuk pembangunan tempat penampungan sementara tidak bisa dibebankan kepada Pemkot Bukittinggi karena terbatasnya APBD.
“Untuk pembangunan tempat penampungan pedagang harus keroyokan semua pihak. Tidak saja pemerintah, tetapi juga BUMN dan masyarakat,” ujarnya.
Untuk tahap awal, anggaran yang sudah terkumpul yakni dari Baznas Sumbar sebesar Rp1 miliar. Serta komitmen bantuan sekitar Rp1,5 miliar dari Baznas kabupaten dan kota, Rp500 juta dari PT Semen Padang, Rp100 juta dari Bank Nagari, dan Rp250 juta dari Badan Keuangan Daerah.
Sejumlah BUMN lainnya, juga menyatakan ketertarikan untuk memberikan bantuan, namun besarannya belum ditentukan.