Kabar24.com, PALEMBANG -- Pemerintah Australia resmi membangun instalasi pengolahan air limbah atau IPAL Kota Palembang yang mencapai total Rp1,2 triliun untuk mendukung sanitasi yang lebih baik di kota itu.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengatakan instalasi ini didanai secara bersama-sama oleh Australia dan Indonesia.
“Pekerjaan instalasi ini akan membuat perbedaan yang sesungguhnya untuk ribuan keluarga di Palembang," katanya saat acara peletakan batu pertama pembangunan IPAL Sungai Selayur di Palembang, Kamis (2/11/2017).
Grigson mengatakan pembangunan tersebut juga dapat menunjukkan cara yang lebih berkelanjutan dalam perencanaan, penganggaran, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sanitasi yang sebaiknya direplikasi di kota-kota di seluruh Indonesia.
Menurut dia, kemitraan yang dilakukan pihaknya untuk mendukung pemerintah Indonesia mencapai tujuan menyediakan akses air bersih dan sanitasi untuk semua keluarga pada 2019.
Dia memaparkan proyek ini pada awalnya akan menyediakan sambungan air limbah untuk 12.000 keluarga dan bisnis.
Baca Juga
Sekitar 60.000 warga Kota Palembang, lanjut Grigson, akan secara langsung mendapat manfaat dari proyek ini. Perluasan di masa depan, peningkatan cakupan layanannya bisa untuk lebih dari 21.000 sambungan dan 100.000 orang.
Dia menjelaskan selain Palembang, terdapat dua kabupaten lainnya di Sumsel yang mendapat bantuan hibah sanitasi skala kawasan yang diberi nama SAIIG itu.
Dalam program tersebut Australia memberikan insentif kepada pemerintah daerah dalam investasi infrastruktur sanitasi.
"Secara nasional, program ini ditargetkan untuk 46.000 sambungan air limbah dan sedang diujicobakan di 38 daerah termasuk Palembang," katanya.
Menurut Grigson, program SAIIG menggunakan prinsip sederhana yakni hibah hingga 40% biaya konstruksi diberikan untuk setiap sambungan baru setelah sambungan rumah tangga diverifikasi.
Dia mengemukakan dana hibah untuk program sanitasi kawasan juga mendorong pemerintah daerah lebih bertanggung jawab menjalankan fungsi dasar berdasarkan undang-undang.
"Pemerintah daerah sering enggan di masa lalu untuk berinvetasi dalam layanan infrastruktur air limbah," kata Grigson.
Dia mengatakan Australia dapat membawa keahlian dan modal untuk sektor-sektor ekonomi penting yang sedang diupayakan oleh Indonesia untuk berkembang lebih jauh.