Kabar24.com, JAKARTA- Jelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia pertama kalinya pekan depan, Angkatan Laut Amerika Serikat untuk pertama kalinya akan mengadakan latihan tiga kapal induk sekaligus di Pasifik dengan Korea Selatan secara bersamaan.
Tiga kapal induk Angkatan Laut, bersama lebih dari 20 ribu marinir, ratusan jet tempur, dan beragam kapal perang penghancur serta penjelajah akan bersandar di wilayah operasi Armada 7, yang bermarkas di Jepang.
Ini merupakan kejadian yang tidak biasa dan datang saat ketegangan meningkat dengan Korea Utara, yang telah berulang kali mengancam Amerika dan melanjutkan tes rudal nuklirnya selama beberapa bulan terakhir.
"Terakhir kali Angkatan Laut mengoperasikan tiga kelompok pengangkut bersama-sama pada tahun 2007," kata Letnan Jenderal Kenneth McKenzie, seperti yang dilansir Defence News pada 28 Oktober 2017.
Kapal induk yang berbasis di West Coast Nimitz dan Theodore Roosevelt akan bergabung dengan kapal induk Ronald Reagan, yang berbasis di Jepang.
Sebuah latihan gabungan yang melibatkan ketiga operator tersebut belum diumumkan, tapi pejabat Angkatan Laut mengatakan perencanaan tersebut sedang dilakukan.
Gedung Putih telah mengumumkan perjalanan 12 hari Trump ke Asia mulai 3 November mendatang. Kepala tertinggi militer itu akan berhenti di Hawaii, Jepang, Korea Selatan, Cina, Vietnam, dan Filipina.
Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford di Korea Selatan, seperti dikutip Tempo.co pekan ini mengatakan kapal induk tersebut tidak ditargetkan secara khusus di Korea Utara.
Namun, banyak pakar Angkatan Laut mengatakan pesan tersebut tidak dapat dipungkiri ditujukan kepada Korea Utara.
"Tidak diragukan lagi banyak pengamat akan mencatat pertemuan tersebut," kata Jan van Tol, seorang pensiunan marinir yang memimpin kapal perang di Armada ke-7.
Angkatan Laut memiliki total 10 kapal induk, dan tidak satu pun berada di wilayah komando pusat Amerika.
Beberapa orang telah menyatakan keprihatinannya, bahwa dalam situasi ketegangan tinggi seperti yang memburuk antara Washington dan Pyongyang, sedikit salah langkah atau kesalahpahaman bisa memicu konflik.
Meski begitu, pakar Angkatan Laut berpendapat ketiga operator konvergen tersebut lebih melambangkan kekuatan diplomasi koersif daripada persiapan operasi militer.
Kelompok kapal induk itu juga dikatakan tidak hanya mengirim pesan ke Korea Utara, tapi ke Cina, tempat Donald Trump diperkirakan akan berkunjung bulan depan