Kabar24.com, PADANG—Pemerintah Kota Padang menjamin akan melibatkan masyarakat dalam pengembangan kawasan wisata terpadu (KWT) Gunung Padang, yang menjadi prioritas pengembangan pariwisata di ibu kota Sumatra Barat itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Padang Medi Iswandi mengatakan pengembangan kawasan seluas 400 ha itu melibatkan masyarakat dan investor.
“Jadi, dalam konsepnya adalah pemberdayaan kepada masyarakat. Investor diuntungkan dan masyarakat juga mendapatkan keuntungan,” katanya, Jumat (20/10/2017).
Medi mencontohkan soal lahan misalnya, pemda memprioritaskan investasi dalam bentuk sharing investasi kepada masyarakat pemilik lahan atau ulayat, sehingga tidak ada jual beli tanah.
“Dalam artian, investor tidak membeli lahan masyarakat, tetapi lahan jadi bagian saham yang disertakan dalam kerjasama dengan investor. Sehingga, masyarakat tidak kehilangan lahannya namun mendapatkan manfaat langsung dengan adanya investasi,” jelasnya.
Dia menuturkan persoalan lahan selama ini memang kerapkali menjadi penghambat masuknya investasi di Sumbar. Apalagi, dalam konsep jual beli, maka masyarakat akan kehilangan lahannya secara permanen.
Medi mengungkapkan dalam pengembangan KWT Gunung Padang, yang mencakup area 400 Ha dari Pantai Padang, Kawasan Siti Nurbaya, Gunung Padang, Batang Arau, Kota Tua, hingga Pantai Air Manis dan Bungus, pemda setempat sudah memiliki konsep pengembangan.
Pengembangan itu meliputi yakni, pertama, kawasan Pantai Padang dikembangkan atraksi wisata pantai yang dilengkapi pedestrian, taman bermain, sarana rekreasi, kuliner, sarana bermain anak, dan sarana penunjang lainnya.
Untuk kawasan Pantai Padang investasi yang ditawarkan kepada investor adalah penyediaan wahana wisata, pembangunan hotel, pusat perbelanjaan dan restoran, dengan mempertimbangkan aspek kesiagaan terhadap bencana gempa dan tsunami.
Kedua, kawasan Kota Tua atau Kota Padang Lama dikembangkan berkonsep pelestarian nilai budaya dan sejarah. Investor ditawarkan berinvestasi pada perubahan fungsi bangunan tua dari fungsi pergudangan kepada fungsi pariwisata dengan keharusan tetap memenuhi kaedah pelestarian cagar budaya.
Ketiga, kawasan sekitar jembatan Siti Nurbaya dikembangkan sebagai Pelabuhan Marina yang akan menunjang kegiatan wisata sepanjang sungai Batang Arau. Investasi yang ditawarkan adalah pengembangan wisata air, pelabuhan, penyediaan kapal pesiar, restoran terapung serta sarana olahraga air.
Selanjutnya, kawasan Gunung Padang dikembangkan sebagai area ekowisata flora dan fauna, serta pengembangan nilai serajah dan legenda makam Siti Nurbaya, dan meriam dan bunker peninggalan Jepang.
Kelima, Investor ditawarkan berinvestasi di bidang pengadaan wahana kereta gantung yang menghubungkan Pantai Padang – Gunung Padang – Pantai Air Manis, serta dilengkapi pengembangan hotel, cottage dan villa.
Keenam, sepanjang jalan Bukit Gado-Gado – Pantai Air Manis dikembangkan wisata hiking, sepeda gunung, dan rekreasi alam.
Ketujuh, pengembangan sara pendukung kegiatan wisata Pantai Air Manis dengan batu Malin Kundang melalui kelompok sadar wisata. Investor diminta ikut terlibat mengembangkan pulau-pulau kecil di kawasan tersebut serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Terakhir, pemerintah setempat memprioritaskan penyediaan lahan dengan skema sharing kepada masyarakat pemilik ulayat, bukan dengan skema jual beli.
Adapun, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyebutkan potensi investasi di kawasan pengembangan utama wisata Padang itu mencapai Rp3 triliun.
“Total investasinya mencapai Rp3 triliun, meliputi hotel, resor, dan sarana pendukung kegiatan pariwisata,” ujarnya.
Dia menyebutkan potensi investasi di KWT Gunung Padang mencapai Rp850 miliar. Kemudian, pengembangan wisata di 19 pulau kecil dengan potensi sedikitnya Rp150 miliar, pembangunan jalan Teluk Kabung, Padang – Mandeh sebesar Rp400 miliar, dan pengembangan pelabuhan Bungus dan Bukit Putus sedikitnya senilai Rp1 triliun.
“Belum termasuk menghitung potensi pengembangan wisata air terjun dan hutan di sepanjang kawasan itu,” kata Mahyeldi.