Kabar24.com, MATARAM - Bank Indonesia kantor perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan penertiban terhadap money changer tidak berizin tahap II dalam rangka melaksanakan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.18/20/PBI/2016 tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (Kupva BB).
Kegiatan penertiban tahap II di wilayah NTB dilakukan terhadap 41 pelaku usaha money changer tanpa izin di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB.
Terhadap seluruh pelaku money changer tanpa izin yang terkena tindakan penertiban, telah ditempelkan stiker penertiban sampai dengan yang bersangkutan memperoleh izin usaha KUPVA dari Bank Indonesia.
Selanjutnya BI memonitor pemenuhan komitmen dari pihak-pihak tersebut. Kepada pihak-pihak yang telah dikenakan pemasangan stiker penertiban di lokasi usaha, dilarang keras untuk merusak, melepas, atau memindahkan stiker penertiban dimaksud, dengan ancaman pidana sesuai Pasal 232 KUHP.
"Kepada masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan money changer atau KUPVA BB yang telah memperoleh izin BI, yang ditandai dengan adanya sertifikat, logo dan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia," ujar Prijono, Kepala kantor perwakilan BI NTB, di Mataram pada Selasa (3/10/2017).
Sebelum melakukan penertiban terhadap pelaku money changer tidak berizin tersebut, BI telah melakukan upaya persuasif secara masif melalui imbauan untuk mengajukan izin ke BI.
Sosialiasasi dilakukan antara lain dengan cara mendatangi lokasi usaha dan meminta pihak-pihak dimaksud untuk menandatangani surat pernyataan yang berisi kesanggupan untuk menghentikan kegiatan usahanya dan segera mengajukan izin kepada BI.
BI juga melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan terhadap pelaku money changer tidak berizin.