Kabar24.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan merancang langkah optimalisasi potensi daerah melalui pemetaan kawasan berbasis karakteristik geografis.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengemukakan langkah itu dimaksudkan agar persoalan konektivitas yang kerap mendera laju akselerasi daerah bisa teratasi.
Dia menguraikan pemetaan berbasis geografis itu menyasar wilayah yang memiliki karakterisitk dataran tinggi atau pegunungan serta wilayah pesisir.
Terdapat beberapa titik yang bakal dihimpun menjadi dua kawasan utama dengan mangacu pada karatektiristik geografis maupun potensi masing-masing yang berorientasi pada sektor agribisnis.
"Secara umum, konsep ini akan mengembangkan pertanian dan perikanan. Untuk kawasan dataran tinggi itu fokusnya pertanian, sedangkan pesisir tentu lebih mengarah ke perikanan," ujarnya kepada Bisnis pada Minggu (1/10/2017).
Adapun untuk wilayah pegunungan atau dataran tinggi terdapat tiga titik yakni Latimojong, Bulusaraung, dan Bawakaraeng yang selanjutnya disingkat Labuba.
Ketiga titik tersebut merupakan pusat pertanian di Sulsel, namun kerap menghadapi permasalahan konektivitas terutama untuk distribusi komoditas yang dihasilkan.
Selanjutnya untuk dataran rendah atau pesisir menghimpun tiga titik strategis yang secara administratif masuk wilayah Provinsi Sulsel yakni Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone, disingkat Malabo.
Agus menjelaskan langkah optimalisasi dua kawasan tersebut diawali melalui penguatan infrastruktur antardaerah, simultan dengan pembentukan simpul konsolidasi komoditas, sehingga menekan persoalan distribusi.
Konsep tersebut juga akan lebih banyak memberdayakan masyarakat setempat terutama untuk segmen menengah ke bawah sehingga diharapkan bisa menekan angka kemiskinan serta ketimpangan ekonomi.
"Tentu ini juga bisa memiliki efek berantai terhadap perkotaan. Jika seluruh titik tadi mulai lebih bergariah, angka pengangguran di perkotaan juga akan tertekan, laju urbanisasi tentu tertahan." Papar Agus.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel Bambang Kusmiarso mengatakan konsep tersebut dinilai bisa mempercepat pemerataan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang selama ini cenderung bertumpu pada wilayah perkotaan.
Untuk skala yang lebih luas, lanjutnya, pengembangan kawasan yang mengarah pada daerah itu memungkinkan laju penyaluran kredit untuk sektor agribisnis bisa lebih meningkat.
Merujuk pada data statistik perbankan di Sulsel, pertanian yang merupakan sektor utama penopang perekonomian daerah hanya kebagian 2,92% dari total kredit yang disalurkan perbankan di daerah ini per semester I/2017.
Kondisi yang lebih kecil terjadi pada sektor perikanan Sulsel yang hanya mampu menyerap sekitar 0,5% dari total kredit yang disalurkan perbankan hingga Juni tahun ini.
"Kami juga aktif mendorong pemrpov untuk melakukan penguatan industri agribisnis hingga penguatan kelembagaan bagi stakeholder agrbisnis di Sulsel sehingga memiliki daya saing yang tinggi," katanya.
Jika seluruh hal tersebut bisa berjalan optimal, menurut Bambang, perekonomian Sulsel bisa lebih mampu terakselerasi, bahkan melampaui proyeksi bank sentral yang memproyeksikan ada di level 7,5% hingga 7,9% pada tahun ini.