Bisnis.com, JAKARTA - Polri mengimpor ratusan senjata berat dan kini masih tertahan di Bandara Soekarno Hatta. Namun, impor tersebut diklaim Polri sah, memlalui proses anggaran sah dan perizinannya masih diurus kepada TNI.
Impor senjata api dan amunisi untuk Korps Brimob Polri dilakukan oleh PT. Mustika Duta Mas dari Bulgria. Senajata itu tiba di Soekarno Hatta menggunakan Ukraine Air Alliance nomor penerbangan UKL 4024, pada Jumat (29/9) pukul 23.30 WIB.
Kargo itu berisi senjata berat.Pertama, 280 pucuk senjata Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46mm. Dikemas dalam 28 kotak (10 pucuk/kotak), dengan berat total 2.212 kg. Kedua, amunisi RLV-HEFJ kaliber 40x 46mm, yang dikemas dalam 70 boks (84 butir/boks) dan 1 boks (52 butir). Totalnya mencapai 5.932 butir (71 boks) dengan berat 2.829 kg. "Ya…Barang di Bandara Soetta milik Polri dan sah," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta di Jakarta, Sabu (30/9/2017).
Menurut Setyo, pengadaan senjata itu melalui prosedur yang sah dan masuknya senjata itu membutukan izin TNI. "Sudah sesuai prosedur, dari perencaan, proses lelang dan kemudian pross berikutnya sampai kemudian di-review pengadaan dan pembeliannya oleh pihak ke-4 dan proses masuk ke Indonesia," jelasnya.
Jenis senjata itu standar militer. Alamat penerimanya Bendahara Pengeluaran Korps Brimob Polri, Kesatriaan Amji Antak, Kelapa Dua, Cimanggis, Indonesia.
Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail mengatakan pemesanan senjata tersebut telah sesuai prosedur. "Apa yang kami impor telah sesuai dengan manifes. Saya yang tanda tangani dan ditujukan kepada Bais TNI," kata Irjen Murad.
Murad merinci jumlah senjata yang diimpor adalah 280 pelontar granat jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40x46 mm dan 5.932 butir amunisi granat.
Senjata-senjata tersebut masuk ke Bandara Soetta pada Jumat (29/9) malam dan kini masih disimpan di Gudang Kargo Bandara Soetta.