Kabar24.com, DENPASAR -- Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia mengkhawatirkan jika dalam periode tertentu ketika Gunung Agung meletus tidak akan ada turis yang berlibur di Bali lantaran terbatasnya aktivitas wisata.
Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Bali Ketut Ardhana mengatakan turis yang berlibur di Bali rata-rata memiliki length of stay yang pendek sekitar tiga hari sehingga mereka akan berpikir rugi jika tetap tinggal di Bali selama meletusnya Gunung Agung.
Kata dia, turis yang tinggal di Bali pasti akan memilih untuk meninggalkan pulau ini. Sementara, turis yang akan berlibur di Bali akan membatalkan rencananya.
“Jadi jika bencana terjadi selama 1 minggu, ya mereka tidak akan ada di Bali,” katanya, Selasa (26/9/2017).
Dia menyebutkan aktivitas pariwisata kemungkinan tidak akan berjalan selama periode tersebut.
Hal ini akan berdampak pada aktivitas masyarakat lainnya seperti pedagang pasar maupun bisnis-bisnis masyarakat lainnya.
Baca Juga
“Jadi seluruh masyarakat akan berdampak pada terbatasnya aktivitas pariwisata ini tapi semuanya sifatnya temporer,” katanya.
Dia menggambarkan bencana yang dialami masyarakat Bali saat ini sama halnya dengan Bom Bali 15 tahun silam. Saat itu, pariwisata Bali juga mati suri.
Kata dia, saat Bom Bali, dari 400 kamar yang dimiliki 1 hotel, hanya 1 kamar saja yang terjual.
“Dulu juga sempat begitu jadi kita tidak menginginkan Gunung Agung meletus dalam waktu jarak yang panjang seperti pada 1963,” katanya.