Kabar24.com, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan 50 miliar peso (US$975 juta) tidak akan cukup untuk membangun kembali selatan Marawi.
Hal itu disampaikan Duterte terkait kerusakan parah yang diakibatkan konflik antara pemerintahan Filipina dengan kelompok militan pro-ISIS selama hampir empat bulan.
Dikutip dari Bloomberg, dalam pidatonya Sabtu (16/9/2017) malam, Duterte menyebutkan dirinya menginginkan anggaran, yang sebelumnya dipangkas dari Komisi Hak Asasi Manusia, lebih baik digunakan untuk melengkapi peralatan kepolisian.
Duterte menuduh Kepala Komisi Hak Asasi Manusia, yang juga menjadi juru bicara lawan politiknya, ingin menggulingkan dirinya dari jabatan Presiden.
Dia juga menyampaikan bahwa perang melawan narkoba akan terus berjalan dengan ancaman pemburuan bagi gembong besar narkoba, bahkan saat kampanye tersebut menyebabkan pembunuhan terhadap remaja dan memicu kemarahan publik.
"Ada beberapa orang yang tewas, bahkan remaja, tidak berarti hal tersebut membuat kita harus berhenti. Kita tidak dapat berhenti," tukasnya.
Baca Juga
Duterte menambahkan dirinya masih menimbang apakah akan melanjutkan proses pembicaraan secara damai dengan kelompok komunis setelah sebelumnya kelompok tersebut membebaskan seorang anggota polisi yang ditangkap sebagai tawanan.
Dia mengatakan akan mempertimbangkan masukan dari kepolisian dan militer.
Militer Filipina mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa pihaknya berhasil merebut kembali dua wilayah yang sebelumnya diduduki kelompok militan yang terkait dengan ISIS. Mereka mengharapkan sejumlah lokasi lainnya dapat diambil alih saat pertempuran berlanjut.