Kabar24.com, JAKARTA--Seorang Uskup Katolik di Republik Afrika Tengah menyediakan tempat penampungan bagi sekitar 2.000 warga Muslim yang meninggalkan rumah mereka karena khawatir diserang oleh milisi Kristen.
Uskup Juan Jose Aguirre Munoz mengatakan demi alasan keamanan, untuk sementara warga Muslim yang dia tampung diminta tidak meninggalkan kompleks seminari di kota Bangassou, di Republik Afrika Tengah bagian timur.
Munoz mengatakan para pengungsi Muslim 'bisa dibunuh' jika bertemu dengan milisi anti-Balaka.
"Tak jauh dari sini, ada milisi anti-Balaka yang melarang para pengungsi (Muslim) mencari makan, air, atau kayu bakar ... jika pengungsi ini meninggalkan seminari (dan bertemu milisi), mereka bisa mati," kata Uskup Munoz sebgaimana dikutip BBC.com, Minggu (3/9/2017).
Gereja dan sejumlah organisasi sosial dilaporkan membantu menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi para pengungsi Muslim.
Dokter yang bekerja untuk organisasi Dokter Lintas Batas (MSF), Ernest Lualuali Ibongu, mengatakan ada orang-orang di seminari yang memerlukan bantuan medis tapi mereka tak bisa meninggalkan tempat tersebut karena alasan keamanan.
Baca Juga
Uskup Munoz mengatakan pihaknya memerlukan dukungan untuk menangani para pengungsi karena personel dan bantuan bagi mereka makin menipis. Aliran pasok bantuan terhenti karena milisi mencegah masuknya bantuan tersebut.
"Milisi anti-Balaka bersenjata dan sangat kejam. Mereka bisa membunuh anak-anak. Sangat sulit berunding dengan mereka," kata Uskup Munoz.
Dia menambahkan baik milisi anti-Balaka maupun Seleka menyerang gereja, namun pihaknya akan berbuat semaksimal mungkin untuk melindungi warga sipil.
"Bagi kami, tidak ada yang namanya orang Islam atau orang Kristen. Mereka semua adalah manusia. Kami harus melindungi siapa pun yang hidupanya terancam."
Republik Afrika Tengah adalah bekas jajahan Prancis yang memiliki penduduk 4,5 juta jiwa dan dikenal sebagai salah satu negara termiskin di dunia.
Empat tahun lalu pecah pertikaian antara milisi Islam dan Kristen menyusul penggulingan Presiden Francois Bozize yang beragama Kristen oleh koalisi pemberontak Seleka.