Bisnis.com, JAKARTA – Dana APBN Indonesia yang dialokasikan untuk penelitian hanya sekitar 0,1% dari produk domestik bruto.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan angka tersebut cukup rendah dibandingkan dengan negara lain.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Selasa (29/8/2017), anggaran penelitian beberapa negara seperti Malaysia, China, dan Singapura masing-masing mencapai 1,25%, 2%, dan 2,2%.
Selanjutnya, anggaran penelitian di Jepang, Korea Selatan, Jerman, Swedia, dan Amerika Serikat masing-masing mencapai 3,6%, 4%, 2,9%, 3,2%, dan 2,75% dari total produk domestik bruto (PDB) tiap negara.
Khusus di Indonesia, lanjut Bambang, total anggaran riset saat ini sekitar 80%-nya berasal dari pemerintah. Hanya sekitar 20% dana yang berasal dari industri dan swasta. Hal ini berbeda dengan negara yang sudah maju, dengan anggaran riset dari industri mencapai 75%.
“Belanja publik yang terbatas dan kontribusi sektor swasta yang minimal untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan menjadi alasan mengapa kualitas dan kuantitas hasil penelitian di Indonesia yang menghasilkan inovasi belum berkembang optimal,” ujar Bambang.