Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Perintahkan Kapolri Usut Tuntas Kasus Saracen

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kapolri Tito Karnavian untuk menangkap dalang organisasi penyebar fitnah Saracen.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan), Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) menjawab pertanyaan wartawan seusai memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja (Capaja) Akademi TNI dan Polri tahun 2017 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (24/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan), Menko Polhukam Wiranto (kedua kanan), dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) menjawab pertanyaan wartawan seusai memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja (Capaja) Akademi TNI dan Polri tahun 2017 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (24/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kapolri Tito Karnavian untuk menangkap dalang organisasi penyebar fitnah Saracen.

Hal itu disampaikan Presiden usai mengunjungi Pameran Kemajuan Pembangunan Infrastruktur Indonesia, Minggu (27/8/2017).

Presiden menegaskan, dia juga ingin kasus ini diusut hingga tuntas.

"Saya sudah perintahkan kepada kapolri diusut tuntas bukan hanya saracennya saja, tapi siapa yang pesan siapa yang bayar, harus diutus tuntas. Saya sampaikan bukan hanya yang di organisasi itu, tapi siapa yang pesan. Yang penting itu," tuturnya.

Jokowi menegaskan, kasus saracen merupakan konsekuensi karena keterbukaan media sosial. Banyak negara, lanjutnya, juga mengalami masalah serupa dengan di Indonesia.

Presiden mengutarakan, pemerintah tidak mempermasalahkan seseorang atau organisasi yang memiliki banyak akun di media sosial, asal digunakan untuk tujuan positif dan tidak memecah belah bangsa.

"Individu saja sangat merusak kalau informasinya itu tidak benar, bohong apalagi fitnah. Apalagi yang terorganisasi. Kalau dibiarkan ini akan mengerikan sekali. Kalau memecah belah, mengabarkan hal fitnah, mencela orang lain, itu berbahaya bagi NKRI."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper