Kabar24.com, JAKARTA—Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru yang kali ini menghantam sejumlah perusahaan Rusia dan China serta individu yang dituduh membantu program senjata nuklir Korea Utara.
China marah karena sebelumnya Dewan Keamanan PBB, termasuk Rusia dan China, menyatakan akan memperluas sanksi terhadap Pyongyang.
Kementerian Keuangan AS mengatakan aksi itu akan "meningkatkan tekanan" terhadap Korea Utara. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson memuji Korea Utara karena telah menunjukkan "aksi menahan diri" dalam beberapa hari terakhir.
"Tidak ada aksi provokasi atau peluncuran rudal dari Korea Utara sejak penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Tillerson.
Sikap itu, menurut Tillerson, bisa mendorong dua pihak untuk berunding pada suatu waktu di masa datang.
Pengucilan Korea Utara
Baca Juga
Sementara itu, Kantor Pengendalian Aset Asing AS menyebut ada 10 perusahaan dan 6 orang yang dikenai sanksi terkait program nuklir Korut.
"Kementerian Keuangan akan terus memberi tekanan pada Korea Utara dengan menyasar mereka yang mendukung kemajuan program nuklir dan rudal balistik, dan mengisolasi mereka dari sistem keuangan Amerika," kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (23/8/2017).
Sanksi tersebut berarti warga negara dan perusahaan AS tak diizinkan untuk berbisnis dengan perusahaan-perusahaan tersebut.
Akibatnya, China segera merespons, menuntut AS untuk "segera mengoreksi kesalahan mereka" terkait sanksi pada perusahaan-perusahaan tersebut.