Kabar24.com, MANILA -- Ribuan warga Filipina berunjuk rasa di Ibu Kota Manila pada Senin (21/8/2017) waktu setempat untuk memprotes perang narkoba Presiden Rodrigo Duterte yang menewaskan 13 ribu orang dan sejumlah warga sipil, termasuk seorang remaja.
Seperti dilansir Al Jazeera, sekitar 4.000 aktivis penggiat hak asasi manusia (HAM) bersama kelompok pemuda dan kelompok agama berunjuk rasa di bawah hujan deras yang mengguyur Manila.
Unjuk rasa ini bersamaan dengan peringatan kematian ke-34 Benigno Aquino, pejuang reformasi Filipina yang tewas dibunuh rezim Marcos.
Dalam unjuk rasa itu, para demonstran mengibarkan bendera Filipina dan sejumlah poster bertuliskan, “Lawan Fasis” dan “Hentikan pembunuhan.”
Mereka menuntut dilakukannya penyelidikan independen yang mengungkap eksekusi orang-orang yang dituduh gembong narkoba. Para demonstran juga menyebut Duterte bertanggung jawab atas kematian para korban.
Unjuk rasa ini terutama dipicu oleh kematian Kian delos Santos, remaja berusia 17 tahun yang dituduh sebagai pengedar narkoba. Berdasar hasil otopsi, polisi menembakkan tiga peluru ke kepala Santos dari belakang.
Baca Juga
Di lingkungan tempat Santos tewas, unjuk rasa lain juga berlangsung. Selain remaja tersebut, sebanya 82 orang tewas dalam operasi anti-narkoba selama tiga hari terakhir.
"Kami menuntut keadilan," kata Zaldy delos Santos, ayah korban kepada polisi. "Kami adalah korban, seharusnya kamilah yang ditolong."
Duterte telah memerintahkan polisi untuk menyelidiki kematian Santos dan menghukum pelaku jika melanggar hukum. Kepala Kejaksaan Agung, Persida Acosta, mengatakan dirinya merekomendasikan dakwaan pembunuhan berdasar hasil otopsi.
Jumlah korban tewas dalam perang narkoba Duterte dilaporkan melampaui jumlah kroban tewas kekejaman rezim Marcos yang berkuasa selama dua dekade. Sejak perang narkoba digelar pada Juni 2016, sebanyak 30 anak tewas ditembak polisi.