Kabar24.com, JAKARTA - Salah satu keistimewaan gerhana matahari total yang terjadi di Amerika Serikat hari ini, Senin (21/8/2017) adalah menjadi gerhana yang terakhir untuk waktu yang lama.
“Gerhana matahari total tidak akan terlihat dari Bumi di masa depan yang sangat jauh,” kata astrofisikawan Nicholeen Viall dari NASA Goddard Space Flight Center di Maryland, sebagaimana dilaporkan Livescience, Minggu (20/8/2017).
"Di sini, di Bumi, akan ada hari di mana kita tidak akan memiliki gerhana matahari total lagi, karena saat bulan semakin jauh dari Bumi, akan ada hari di mana bulan tidak akan menutupi matahari lagi," katanya.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa gerhana matahari total terakhir di Bumi akan terjadi sekitar 600 juta tahun dari sekarang.
"Itu hari yang menyedihkan," kata Viall.
Menurut Viall, gerhana matahari total yang terjadi di Bumi adalah peristiwa yang istimewa.
Baca Juga
"Ini adalah keselarasan yang sangat spesifik, karena bulan berukuran tidak sama dengan matahari."
Sebaliknya, ukuran bulan bila dilihat dari Bumi bisa sama dengan ukuran matahari yang tampak di langit.
Karena orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk seperti elips, ukurannya juga berubah sepanjang perubahan jaraknya dari Bumi. Untuk menutupi cahaya matahari, bulan harus berada pada jarak yang tepat dan di posisi tepat di langit di saat yang bersamaan.
"Untuk mendapatkan geometri itu berbaris, itu semacam barang istimewa," kata Viall.
Sementara memungkinkan untuk memiliki gerhana matahari di planet lain, namun kemungkinan planet lain di tata surya kita memiliki bulan dengan bentuk, ukuran dan orbit yang sempurna untuk menghasilkan gerhana matahari total peluangnya kecil kecil, katanya.
Di sisi lain, gehana matahari berbentuk cincin - di mana bulan berlalu di depan matahari namun tidak cukup besar untuk menghalangi keseluruhan cakram matahari - telah terlihat dari planet lain. Rover Mars milik NASA, Curiosity, telah melihat setidaknya satu gerhana seperti ini saat bulan Mars, Phobos, melintasi matahari.