Kabar24.com, JAKARTA- Tahun ini sepertinya akan menjadi mimpi buruk bagi Travis Kalanick dan Uber.
Travis yang didepak dari jabatannya sebagai CEO saat ini menghadapi tuntutan dugaan penipuan yang dilayangkan oleh salah seorang investor utama perusahaan tersebut.
Dokumen tuntutan tersebut bahkan merinci sejumlah potensi kerugian terkait gugatan yang dilayangkan Google atas Uber.
Gugatan oleh Google tersebut berpotensi menjadi badai terkuat yang mungkin menggoyahkan kekuasaan yang dia pegang atas Uber, perusahaan yang dia dirikan secara patungan pada 2009 lalu, dan kini menjadi salah satu perusahaan swasta paling mahal di dunia.
Jika tuntutan Benchmark Capital ini dikabulkan, maka selain dimakzulkan dari jabatannya sebagai CEO, Kalanick juga akan didepak dari jajaran direksi Uber.
Hal ini berarti harapan terakhir bagi para loyalisnya akan jargon 'Steve Jobs-ing' itu akan pupus.
Baca Juga
Dalam tuntutan yang dilayangkan pada Kamis di Pengadilan Negeri Delaware, Benchmark Capital- investor Uber yang memiliki kedudukan di dewan direksi menuduh Kalanick melakukan tindak penipuan, pelanggaran kontrak, dan tugas serta tanggung jawab pengurus perusahaan.
Benchmark Capital mengklaim bahwa Kalanick memanfaatkan kursi direksi Uber untuk mempertahankan posisinya di perusahaan bahkan setelah dia hengkang dari jabatan CEO.
Secara lebih spesifik disebutkan Kalanick dengan sengaja menambahkan tiga kursi di jajaran direksi Uber dan menentukan sendiri siapa saja yang berhak mengisi posisi tersebut. Salah satu kursi tersebut diisi oleh dirinya sendiri sementara dua lainnya dibiarkan kosong.
"Maksud terbesar Kalanick adalah agar seluruh jajaran direksi Uber diisi oleh orang-orang yang loyal padanya demi menghindari koreksi atas tindakannya dan memuluskan langkahnya untuk kembali menjadi CEO- dan semua ini membuat rugi para pemegang saham, pegawai, mitra pengendara, dan pelanggan Uber," sebut isi tuntutan tersebut seperti dikutip dari mashable.com, Jumat (11/8/2017).
Benchmark Capital mengklaim pihaknya tidak akan pernah menyetujui penambahan tiga kursi di dewan direksi jika saja mengetahui terkait kesalahan manajemen dan sikap yang dia tunjukkan di Uber.
Ini terkait pelecehan seksual yang terjadi atas sejumlah pegawai dan gugatan yang dihadapi Uber mengenai tuduhan pencurian teknologi self-driving yang dilayangkan Google.
Gugatan yang dilayangkan oleh divisi self-driving Google, Waymo, ada hubungannya dengan Anthony Levandowski yang hengkang dari Google dan mendirikan Otto, sebuah start-up self-driving yang kemudian diakuisisi oleh Uber.
Kalanick dan Levandowski disebut telah memiliki hubungan sejak lama ketika Levandowski masih menjadi bagian dari Google yang berarti sejumlah pengetahuan terkait teknologi self-driving yang dia sumbangkan kepada pihak Uber dicurigai merupakan properti intelektual milik Google.
Dalam tuntutannya, Benchmark mengatakan Kalanick tidak pernah mengemukakan terkait isu ini dan sebaliknya, dia menggambarkan Levandowski sebagai sosok yang transformatif bagi bisnis Uber.