Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendagri: Perangkat Desa Sepakat Tidak Dianggap PNS

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan bahwa perangkat desa tidak bisa dianggap sebagai pegawai negeri sipil.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (kanan) berbincang dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kiri) sebelum rapat Pansus RUU Pemilu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/7)./ANTARA-M Agung Rajasa
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (kanan) berbincang dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kiri) sebelum rapat Pansus RUU Pemilu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/7)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan bahwa perangkat desa tidak bisa dianggap sebagai pegawai negeri sipil.
Hal ini juga sudah mendapat kesepakatan para aparatur tersebut.

"Tadi sepakat perangkat desa tidak usah di PNS-kan. Tapi hak dan kewajibannya sebagai ujung tombak pemerintahan ingin disamakan, misal gaji minimal UMR yang ada di desa, bisa mendapat fasilitas BPJS," kata Tjahjo, dikutip dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri, Jumat (4/8/2017).

Mendagri mengatakan perangkat desa mau menerima tidak disebut pegawai negeri sipil (PNS), setelah beberapa kali dilakukan pertemuan dengan Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPID).

"Hanya nanti peningkatan kualitas aparaturnya, termasuk kesejahteraannya, tanah bengkok ada, ada tunjangan pokok, tunjangan kesehatan, itu mau ditata dengan baik," ujarnya.

Untuk itu, kata Tjahjo, Kementerian Dalam Negeri sedang mempersiapkan keterbukaan data agar semua bisa mengakses, di mulai dari penggunaan keuangan desa.

"Kemudian partisipasi masyarakat bagaimana. Jangan hanya anggaran desa itu dikerjakan sekelompok kecil orang, bagaimana partisipasi masyarakat harus bisa optimal," beber Tjahjo.

Dia menegaskan Kemendagri hanya mengatur aparatur desanya,sedangkan anggaran dari Kementerian Keuangan diserahkan langsung ke bupati, kemudian dari bupati langsung ke desa. "Jadi Kementerian Dalam Negeri hanya menguatkan aparatur desa," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper