Bisnis.com, JAKARTA - Potensi zakat sangat besar untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia mengingat mayoritas warganya beragama Islam.
Sekretaris Badan Pengurus Filantropi Indonesia, Suzanty Sitorus, mengatakan tingkat kesadaran berzakat yang cukup tinggi di Indonesia potensinya diperkirakan mencapai Rp200 triliun,
“Potensi zakat Indonesia juga cukup besar, diperkirakan Rp200 triliun, meski realisasi penggalangannya secara terorganisir baru mencapai Rp5 triliun per tahun,” katanya, Rabu (26/7/2017).
Dia menyampaikan hal itu dalam acara Philanthropy Learning Forum 18-Merumuskan Fiqih Zakat on SDGs, yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Filantropi Indonesia melibatkan para ahli di bidangnya.
Suzanty menyatakan terkait potensi zakat yang cukup besar, pemerintah mendirikan lembaga nonstruktural bernama Baznas yang diberikan wewenang untuk melakukan pengelolan zakat secara nasional.
Selain itu, pemerintah juga mendorong dan memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan zakat melalui Lembaga Amil Zakat (Lazis) yang dibentuk oleh masyarakat tersebut.
Menurutnya, zakat dan SDGs akan dapat bersenergi karena keduanya memiliki tujuan yang sama, apalagi pemerintah dan ulama juga juga mendukung pendayagunaan zakat untuk menyukseskan pencapaian SDGs.
“Hal ini tergambar dari salah satu fatwa Majelis Ulama Indoensia yang menyatakan bahwa harta zakat, infaq, sedekah, dan wakaf dapat didayagunakan untuk pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, sebagai salah satu tujuan SDGs,” ujarnya.