Kabar24.com, JAKARTA—Seperti diduga, langkah Partai Amanat Nasional berseberangan dengan pemerintah dalam menyikapi RUU Pemilu mulai menuai kecaman.
Kecaman datang dari Partai NasDem yang merupakan pendukung utama pemerintah serta PDIP sebagai partai pemenang pemilu.
Politisi Partai NasDem bahkan tidak segan-segan meminta Partai Amanat Nasional (PAN) hengkang dari koalisi partai pendukung pemerintah.
"Kami mendorong pengambilan sikap yang tegas terhadap PAN. Kami meminta PAN keluar atau dikeluarkan dalam koalisi," kata Anggota Dewan Pakar NasDem Taufiqulhadi, Jumat (21/7/2017).
Memang, ketika partai-partai pendukung pemerintah mengambil sikap Paket A, yakni ambang batas pencalonan presiden sebesar 20%-25%, PAN mengambil langkah sebaliknya.
Partai yang didirikan tokoh reformasi Amien Rais itu lebih memilih bergabung bersama Gerindra, PKS dan Demokrat memilih Paket B dengan ambang batas pencalonan presiden 0 persen.
Baca Juga
Tidak heran juga kalau Taufiqulhadi menyarankan menteri asal PAN keluar dari kabinet kerja Jokowi-JK.
PAN menempatkan satu kadernya di kursi di kabinet yakni Menpan RB Asman Abnur.
Senada dengan NasDem, Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira lebih tegas lagi menyatakan bahwa kalau PAN sudah tidak lagi berada dalam koalisi pemerintahan Jokowi-JK.
"Dengan sikap PAN yang tidak sejalan dengan usulan pemerintah, sebenarnya secara materil PAN sudah tidak ada dalam kerja sama partai-partai pendukung pemerintah," kata Andreas.
Dia mengatakan bahwa dengan demikian tanpa diminta pun, PAN sudah mengambil keputusan keluar dari koalisi.
Anggota Komisi I itu membeberkan bahwa dalam lobi-lobi RUU Pemilu partai berlambang matahari tersebut tetap bersikukuh tidak memilih opsi paket A.
Bahkan PAN juga ikut walk out menjelang pengambilan putusan pada sidang paripurna semalam bersama tiga partai lainnya.