Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Solusi Kemendesa Kurangi Desa Miskin

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan masih banyaknya desa miskin di Indonesia disebabkan oleh tidak mampunya desa dalam memberikan lapangan kerja sesuai jumlah angkatan kerja.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi Eko Putro Sandjojo menyampaikan paparannya saat rapat kerja dengan Komisi V di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/6)./Antara-M Agung Rajasa
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi Eko Putro Sandjojo menyampaikan paparannya saat rapat kerja dengan Komisi V di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/6)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan masih banyaknya desa miskin di Indonesia disebabkan oleh tidak mampunya desa dalam memberikan lapangan kerja sesuai jumlah angkatan kerja. Akibatnya, banyak masyarakat desa tidak memiliki penghasilan.

"Yang kedua, 82% masyarakat desa aktivitasnya adalah pertanian. Sangat susah akses modal dan akses pasar. Susah akses modal karena masyarakat risikonya tinggi, akibat susah akses pasar. Akibatnya tidak bisa memberikan pekerjaan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (12/7/2017).

Eko berpendapat sarana pasca panen sangat penting. Dia tidak menampik masih sulitnya sarana pasca panen untuk masuk ke desa. Apalagi, desa yang tidak fokus pada produk pertanian tertentu, cenderung berganti-ganti jenis tanaman yang ditanam.

"Kenapa di desa sarana pascapanen tidak bisa masuk, karena banyak desa-desa itu tidak fokus dan akibatnya tidak ada economy of scale. Untuk mendapat sarana pascapanen, jarak tempuhnya jauh dan membutuhkan ongkos, selain itu cost tinggi, tapi harga jual rendah," ungkapnya.

Untuk itu, Kemendesa gencar melaksanakan program Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan). Model ini bertujuan untuk mengklasterisasi ekonomi desa.

"Dengan demikian, desa fokus pada produk tertentu, dan punya scale of economy. Kami juga mengundang bupati dan dunia usaha untuk menentukan produk unggulan di daerahnya. Model ke dua adalah embung. Embung ini fungsinya untuk pertanian," terangnya.

Eko melanjutkan program ke tiga Kemendes PDTT adalah BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). BUMDes menjadi penting, karena menurut Undang-Undang No 6 tahun 2014, desa juga harus mandiri secara ekonomi.

"Nah, yang keempat adalah sarana olahraga. Karena desa-desa butuh hiburan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper