Bisnis.com, JAKARTA--Korea Utara kembali mengirimkan 'sinyal ancaman' bagi Amerika Serikat dengan melakukan uji coba peluncuran rudal antarbenua Hwasong-14 yang diperkirakan dapat menjangkau wilayah Negeri Paman Sam.
Seperti dilansir Bloomberg, yang mengacu pada keterangan kantor berita Korea Utara, peluru kendali itu memiliki daya jelajah sejauh 933 km dengan ketinggian terbang 2.803 km selama 39 menit.
Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, saat ini dikabarkan begitu bersemangat untuk melakukan uji coba peluncuran rudal antarbenua yang dapat mencapai wilayah Amerika Serikat pada tahun ini.
Bahkan, rudal yang baru diluncurkan kemarin diklaim mampu mengangkut hulu ledak dalam ukuran besar. Daya jelajah rudal itu pun diperkirakan dapat mencapai 2.500 km dengan waktu terbang selama 40 menit.
Ini bukan pertama kalinya Korea Utara melakukan uji coba peluru kendali. Berdasarkan data Bloomberg, hal ini sudah dilakukan sejak 1984.
Kim Jong Un, seperti dilansir kantor berita Korea Utara, mengatakan pihak AS kemungkinan besar kecewa atas ‘hadiah’ yang dikirimkannya pada saat perayaan hari kemerdekaan AS yang jatuh pada 4 Juli.
Dia menambahkan bahwa pihak Korea Utara akan mengirimkan ‘hadiah’ yang lebih banyak bagi AS pada masa mendatang. Pihaknya tidak akan mau bernegosiasi terkait dengan program nuklir dan peluru kendali, kecuali AS menghentikan ancaman serangan nuklirnya.
Korea Utara memang bersungguh-sunguh terhadap program ini. Mengutip Reuters, negara itu memiliki sekitar 1.000 rudal dengan daya jelajah bervariasi.
Bahkan, rudal KN-14 yang tengah dikembangkan memiliki daya jelajah hingga 8.000 km atau bisa mencapai seluruh wilayah AS dan Kanada. (Lihat infografik berikut ini)
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menanggapi aksi Pyongyang dengan menulis di Twitter, "Korea Utara baru saja meluncurkan rudal kembali. Apa orang ini tidak punya hal lain yang bisa dikerjakan?"
Sebagai respons atas kejadian ini, harga emas melanjutkan penguatan sejak kemarin seiring dengan meningkatnya meningkatnya faktor risiko politik global akibat peluncuran rudal oleh Korea Utara pada Selasa (4/7/2017).
Pada perdagangan Rabu (5/7/2017) hingga pukul 10.57 WIB, harga emas spot naik 0,35% menuju US$1.227 per troy ounce. Sementara itu, harga emas comex kontrak Agustus 2017 naik 0,63% menjadi US$1.226,90 per troy ounce.
"Korea Utara baru saja meluncurkan rudal kembali. Apa orang ini tidak punya hal lain yang bisa dikerjakan?" Donald Trump.
ANZ Bank dalam risetnya menyampaikan bahwa pembelian emas sebagai aset haven kembali meningkat karena adanya tes rudal oleh Korea Utara. Ada kekhawatiran hal ini turut memengaruhi sikap Amerika Serikat.
“Pembelian aset haven meningkat. Namun, investor berhati-hati menjelang rilis data notulensi The Fed,” paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (5/7/2017).
RESPONS CHINA
Kementerian Luar Negeri China mendesak semua pihak untuk tetap menahan diri.
Juru bicara kementerian itu, Geng Shuang, menegaskan bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB sudah jelas melarang Pyongyang untuk meluncurkan rudal sehingga pihaknya menentang aksi tersebut.
Korea Utara akhir-akhir ini terus melakukan uji coba rudal dalam intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, beberapa analis masih ragu negara itu bisa mengembangkan rudal antarbenua yang bisa mencapai target di Amerika Serikat.
David Wright, direktur Global Security Program di lembaga Union of Concerned Scientists, memperkirakan bahwa rudal terbaru terbang sangat tinggi mencapai lebih dari 2.800 km.
Rudal itu bisa mencapai target dengan jarak maksimal 6.700 km dengan trayektori standar, kata Wright.
"Jarak itu tidak akan mampu mencapai daratan Amerika Serikat di selatan Hawaii, namun bisa menyasar Alaska," kata dia seperti dikutip Reuters.